[caption id="attachment_252113" align="aligncenter" width="300" caption="http://www.washingtonpost.com/world/europe/battle-to-keep-the-remainder-of-the-berlin-wall/2013/03/30/03c82fa8-9709-11e2-814b-063623d80a60_story.html"][/caption] Deman Penggusuran tidak hanya terjadi di Jakarta saja ternyata juga terjadi di Berlin, tapi penggusuran yang satu ini nampaknya terus terang menurut kacamata saya pribadi sangat-sangat tidak manusiawi apalagi dilihat dari nilai sejarah yang mengikutinya, kapitalisme yang mengalahkan sosialisme,ternyata dimana-mana uang lebih berharga dari nilai kemanusiaan dan sejarah itu sendiri.! Walaupun itu terjadi di Jerman negara yang maju dari segi ekonomi dan tehknologinya itu. Rabu subuh-subuh sekitar jam 5 pagi minggu kemarin 27 Maret 2013 para pekerja membongkar bekas reruntuhan Tembok Berlin yang biasa disebut East Side Gallery . Tembok yang hanya tersisa enam meter ini atau empat potong kepingan sengaja dirubuhkan demi sebuah apartmenet mewah dan hotel yang akan didirikan tepat diatas East Side Galery yang menyisakan sisa-sisa reruntuhan Tembok Berlin. Kerumunan kecil orang-orang Berlin hanya bisa menonton tidak ada yang berusaha untuk memblokir usaha para pekerja pembongkaran. "Aku tidak percaya mereka datang ke sini dalam gelap sedemikian rupa liciknya," kata Kani Alavi, ketua kelompok seniman 'East Side Gallery. "Yang mereka lihat adalah uang . Mereka tidak memiliki pemahaman untuk relevansi rsejarah dan seni ditempat ini. " Selama hampir 30 tahun, Tembok Berlin adalah simbol kebencian rakyat tentang pemisahan Eropa, Bangunan beton yang berliku-liku memisahkan keluarga dan teman-teman yang ada di Jerman Timur dan Jerman Barat. Tembok yang dibangun tahun 1961 membentang seluas155 kilometer (96 mil) yang membagi Berlin sampai tahun 1989, namun saat ini hanya sekitar tiga kilometer yang masih berdiri. Setidaknya sekitar 136 orang tewas mencoba melarikan diri lewat tembok ini sejak dibangun. Perobohan Tembok yang hanya sekitar 11 feet atau sekitar 3.6 meter ini di jaga oleh sejumlah 250 petugas polisi yang mengantisipasi proses perubuhan tembok tersebut, proses perubuhan sengaja di lakukan pagi-pagi buta demi mengantisipasi gelombang protes dan kemunculan para demonstran . Karena di lakukan pagi-pagi buta tak satupun terlihat para demonstran di tempat, hanya segelintir orang-orang berkerumun tanpa bisa melakukan apa-apa . Pemandangan berbeda terlihat pada tanggal 17 Maret minggu lalu dimana ribuan orang yang diprakarsai Aktor Amerika David Hasselhoff si actor Baywatch yang terkenal itu melakukan protes di depan tembok East Side Galerry. Hasselhoff juga dikenal untuk lagunya "Mencari Kebebasan" Looking for Freedom yang menjadi lagu resmi dari revolusi 1989. "Ini seperti meruntuhkan sebuah lahan pemakaman orang-orang Indian," kata Hasselhoff selama protes 17 Maret lalu. "Ini adalah tindakan tanpa otak."katanya juga. Padahal tembok yang tersisa 3.6-meter ini adalah magnet para wisatawan dan wajib dikunjungi bagi penggemar sejarah untuk menapak tilas sejarah gelap Jerman tentang pemisahan wilayah barat dan timur, tentu hal yang sulit sekarang apalagi generasi penerus untuk bisa menemukan sisa-sisa Tembok walau sekedar untuk difoto. Sepertinya pemerintah Jerman memang berniat menutup luka lama tanpa memperdulikan nilai sejarah dan sisa-sisa saksi bisu sejarah Negara mereka ditandai dengan keputusan pemerintah kota yang mengijinkan pihak developer untuk membangun apartment dan hotel mewah di bekas reruntuhan tembok ini. Tragis memang!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H