Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

53 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java Wellness & Healing di Jerman, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Tragis Temanku Orang Asing di Jerman

2 Desember 2014   22:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:13 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417507021369160525

Kulihat Lily memang memakai kerudung walaupun cuman ditutupkan di kepalanya asal-asalan, rambutnya masih tergerai keluar.

"Ya aku mengerti" kata Lily.

"Berapa umurmu ?

"43 tahun" jawabku. Dia tidak percaya , akhirnya kukeluarkan KTP ku dan foto jagoanku yang tertua.

Kami tertawa-tawa dan berbagi cerita lucu , walaupun kadang kucuri-curi pandang kulihat ada duka di mata perempuan Bosnia ini , entahlah aku sudah merasakannya sejak dia melangkahkan kakinya ke kelasku pagi tadi. Pandangannya meredup, mata tidak bercahaya , kepala selalu tertunduk .

Waktu istirahat telah usai , kulihat Lily nampak tergopoh-gopoh menjawab beberapa pertanyaan dari Frau Koch walaupun jawaban dari pertanyaan tersebut dan contoh sudah ada di buku pelajaran. Aku merasakan Lily seperti hilang di tengah rimba belantara , karena pikirannya tidak fokus pada pelajaran. Tetapi aku memaklumi akan hal itu mungkin hari pertama kursus dia agak nervous . Walaupun ku akui bahasa Jermanku tidak begitu baik , tetapi aku masih bisa mengikuti pelajaran dan bisa menjawab pertanyaan- pertanyaan Frau Koch. Sedangkan Lily percakpan Bahasa Jermannya lumayan bagus tetapi kenapa setiap pertanyaan dia tidak bisa menjawabnya?. Puzzle untukku.

Aku juga mengerti dari pembicaraan tadi kalau Lily sudah 7 tahun di Magdeburg , tetapi yang aku tidak mengerti adalah kenapa dia masih membutuhkan kursus bahasa Jerman tingkat dasar seperti diriku yang baru saja datang ke Jerman setahun yang lalu ? ( kursus ini kuikuti tahun 2013 ). Berbagai pertanyaan ada di benakku . Biarlah kalau sudah akrab aku akan bertanya kepada nya.

Berhari-hari setelah itu terlihat Lily begitu tergopoh-gopoh mengikuti pelajaran, kulihat matanya sering kosong menerawang jauh. Aku sengaja duduk dan pindah di sebelah Lily karena ingin menolongnya menjawab pertanyaan-pertanyaan Frau koch. Kadang aku harus menyikutnya karena dia nampak melamun sewaktu Frau Koch melempar pertanyaan ke dirinya. Aduh My Dear ada apa denganmu?. Aku harus menemukan jawabannya. Pasti.

Setelah itu aku akrab dengan Lily, aku yang suka ketawa-ketawa dan cerah ceria sepertinya membikin Lily tergelak-gelak dengan ceritaku. Apalagi kuceritakan tentang kekonyolan-kekonyolanku kepadanya. Tetapi Ya Tuhan mata itu masih nampak kosong dan berduka walaupun sambil tergelak-gelak matanya tidak berbinar-binar!. Dimana bintang kejoramu Lily?

Pada suatu hari Lily menceritakan sesuatu yang membuat aku menangis dan merasakan bahwa selama ini aku hanya mahluk kerdil tidak pernah bersukur akan nikmat Tuhan. Aku tidak mengira penderitaanya begitu dahsyat dan tidak bisa kulukiskan dengan kata-kata. Aku mendekapnya dan kita menangis bersama di kelas . Lilyku sayang Lily ku malang. Begini ceritanya:

Lily dan suaminya melarikan diri dari Perang saudara di Bosnia ke Jerman . Entahlah aku tidak tahu pastinya kapan mereka lari  dan dinegara mana mereka menetap pertama kali , yang kutahu perang di Bosnia terjadi pada tahun 1992 -1995 ( kalau tidak salah ) . Lily dan suaminya masuk Jerman pada tahun 2006 . Keluarga dan temen-temannya banyak yang mati terbunuh. Nasib saja yang membuat Lily bisa terdampar di Jerman dan mendapatkan suaka sebagai pengungsi sampai akhirnya dia harus mengikuti program Integration kurs supaya bisa tinggal di Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun