Â
Di sepertiga malam, aku selalu terus menyebut namamu dalam do'aku. Aku mencoba merayu sang Pencipta untuk menyatukan kamu dan aku dalam ikatan suci pernikahan. Tetapi jika suatu saat do'aku-do'aku tidak terkabulkan maka aku ikhlas karena inilah resiko mencintai dalam diam.
Aku menitip kepercayaan kepada Allah untuk menjagamu, karena aku yakin Allah sebaik-baiknya pelindung. Maafkan aku karena sudah lancang menyebut namamu dan menitipkan kamu kepada Allah untuk dilindungin.
Suatu hari aku dan kamu selalu bertemu, tetapi kamu dan aku tidak saling menyapa bukan karena sombong melainkan paham bahwa kamu dan aku bukan mahrom. Dan waktu itu situasinya cuma kita berdua yang bisa menyebatkan terjadinya fitnah.
Tiap hari aku selalu merindukanmu, Â rindu yang menyakitiku karena tidak bisa kamu balas. Aku hanya menitipkan semua rindu itu kepada Allah, semoga Allah menyampaikan nya kepadamu. Aku pun selalu mengulang do'a yang sama yaitu pernikahan. Karena terlalu fokus ingin menikah aku sampai lupa bahwa jodohku bisa saja adalah kematian yang menjadi jodoh pastiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H