Kebisuan Cinta
By: Gita Nur Febriani
Aku adalah sebuah kebisuan yang menjamah waktu setiap malam, bahkan hingga detak dan napas menyapa pagi dengan sajian mata yang belum terpejam. Bersana seonggok lara yang tak lekas pudar, terpatri nyata dalam sanubari menyadera utuh setiap seluk-beluk di dalamnya. Seakan enggan memberi kesempatan, untuk puannya merasa tenang tanpa takut dan penyesalan.
Ragu dan bimbang berkesinambungan, mencipta kekacauan. Seakan ingin melangkah, tetapi terjebak di sebuah aliran sungai yang harus di arungin tanpa jembatan yang bisa di lalui. Ada yang kurang, sesuatu yang tertinggal tersapu kenang, terbang demi abadi sebagai bayang dan angan.
Nanti bila kamu tak lagi mendengar kabarku. Aku minta maaf, karena pernah mengharapkanmu sedalam itu. Tentang perasaanku untukmu lupakan. Terima kasih karena kamu tak sedikit pun, salah mendiamkanku.
Akulah yang tak memahami bahwa aku berusaha memberikan pelangi untuk orang yang buta warna sepertimu. Dan pada akhirnya aku memilih untuk pergi karena sudah lelah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H