[caption id="attachment_330223" align="alignleft" width="448" caption="Kampong Kremes Bantul terletak di Jalan Dr Wahidin Surido Husodo Bantul (200m sebelah Timur RSUD Panembahan Senopati). Ruas jalan ini sekarang menjadi pusat wisata kuliner di kota Bantul"][/caption]
Pernah merasakan kremes ayam khas Bantul? Didorong rasa penasaran karena cerita seorang teman, saya menyempatkan mampir ke sebuah warung yang cukup ramai di sebelah timur RSUD Panembahan Senopati Bantul (kira-kira 200 di sebelah timur RSUD). Cukup unik menurut saya, makanya saya mencoba menuliskannya untuk pembaca Kompasiana. Kalau selama ini kita mengenal kremes lebih identik dengan ayam goreng kalasan, Bantul ternyata memiliki gaya yang berbeda dalam menyajikan kremesan.
Saya mengamati nota pesanan cukup lama sebelum menentukan pilihan menu. Kalau biasanya di restoran ayam goreng kalasan saya hanya disodori pilihan ayam berbumbu kremes, kali ini pilihannya sungguh beragam dan menurut saya menunjukan kreatifitas yang tinggi dari peramu kuliner Bantul ini. Di sini selain tersedia ayam dan bebek, terdapat juga menu telor kremes (seperti apa ya?), tahu tempe kremes, lele kremes dan terog goreng. Penasaran juga saya akhirnya memesan seporsi ayam kremes 1/4 ekor ditambah seporsi telor kremes sekedar untuk menjawab rasa penasaran saya. Minuman yang ditawarkan tidak terlalu bervariasi, hanya ada es teh dan es jeruk, paling kalau tidak pakai es jadi teh panas dan jeruk panas. Mungkin karena memang disini lebih menekankan keanekaragaman menu kremesannya sehingga minuman tidak terlalu diperhatikan.
Kira-kira 15 menit menunggu, keluarlah pesanan saya, ayam kremes dan telur kremes, ditemani dengan sambal bawang ekstra pedas yang ditumbuk kasar. Woww... tidak sabar rasanya untuk segera menyantap hidangan yang sudah tersedia. Upps... namun ternyata saya harus bersabar sebentar karena ayam dan telur yang baru diangkat dari penggorengan sangat panas.
[caption id="attachment_330227" align="alignright" width="230" caption="Pelayan Kampong Kremes adalah anak-anak remaja Bantul yang ramah dan cekatan. Ayam dan kremesnya disajikan langsung dari wajan untuk menjaga kerenyahannya"]
Sebagaimana lazimnya berwisata kuliner di daerah Yogyakarta dan sekitarnya mode lidah saya sudah saya sesuaikan untuk dapat menerima raasa manis khas jogja karena kebanyakan makanan disini bercita rasa manis seperti gudeg, bahkan nasi goreng pun manis di Jogja. Namun kali ini ternyata mode yang saya siapkan salah, ayam goreng kremes Kampong Kremes sama sekali tidak manis, tetapi gurih lembut. Dengan dibalut bumbu kremes yang gurih dan sangat lembut (sepertinya menggunakan ayam yang masih sangat muda), mengingatkan saya kepada bebek goreng khas Jawa Timur. Bedanya, disini dagingnya lebih lembut karena disajikan dari ayam muda dan sambalnya disini lebih sedikit (halah.. kalau yang ini sepertinya penjualnya yang pelit).
Jajan di warung ini benar-benar bersahabat dengan kantong saya, serasi dengan semboyan yang ditulis besar-besar di papan nama: Kampong Remes, Rasa Nikmat Harga Bersahabat..... saya benar-benar puas setelah menikmati hidangan kemudian membayar di kasir. Telur kremes cuma dihargai Rp.3.500 dan ayam Kremes Rp.10.000,-. Selembar uang lima puluh ribuan yang sudah saya ikhlaskan ternyata masih bersisa banyak, cukup untuk berburu angkringan khas Bantul nanti malam.
[caption id="attachment_330229" align="alignleft" width="276" caption="Menu Kampong Kremes. Selain rasa, harga jadi andalan untuk menggaet kaum muda dan pelajar"]
Gitaningtyas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H