Mohon tunggu...
Ni Putu Gita Mahadewi Matra
Ni Putu Gita Mahadewi Matra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa semester 1 Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang memiliki passion terhadap bidang hukum, pengembangan diri, dan kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terjebak dalam Toxic Friendship: Berbahaya bagi Kesehatan Mental?

1 Januari 2025   08:20 Diperbarui: 1 Januari 2025   01:49 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: psych2go.net

Pernahkah kalian mendengar istilah toxic friendship? 

Istilah ini merujuk pada lingkungan pertemanan yang cenderung bersifat negatif dan dapat merugikan diri sendiri. Meskipun memiliki banyak teman dapat membangun jaringan sosial dan meningkatkan rasa empati, tidak semua pertemanan dapat memberikan dampak yang baik. Dalam hubungan pertemanan yang toxic, banyak dampak negatif yang dapat muncul, seperti stres, kecemasan, rasa kesepian, dan penurunan kepercayaan diri. Intinya, kehadiran aura negatif dalam pertemanan bisa membuat kita merasa tidak nyaman. 

Untuk mengenali apakah kita berada dalam lingkungan pertemanan yang toxic atau tidak, penting untuk mengetahui ciri-cirinya. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diperhatikan:

  • Hobi mengkritik

Teman yang toxic sering memberikan kritik negatif terhadap apapun keputusan kita, termasuk dalam hal kecil seperti gaya berpakaian atau make-up. Kritik seharusnya bersifat membangun, tetapi jika kritik yang diberikan itu justru merendahkan, maka itu adalah tanda pertemanan yang tidak sehat. 

  • Ada di saat butuhnya saja

Jika mereka sedang kesusahan, kita selalu saja dipaksa untuk membantu. Tetapi di saat kita yang meminta bantuan, teman itu justru menghilang entah kemana. Mereka selalu bergantung pada kita, yang jatuhnya bisa menyusahkan diri sendiri. 

  • Acuh dan tidak peduli 

Teman yang toxic itu tidak  memberikan rasa peduli walaupun hanya untuk mendengar keluh kesah kita. Padahal, kita selalu ada untuk mendengar mereka. Misalnya ketika kita sedang curhat, tetapi mereka sibuk memainkan handphone dan menganggap sepele masalah yang sedang menimpa kita. 

Menjalin hubungan di lingkungan pertemanan yang toxic memang tidaklah mudah. Namun, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Tetap bertahan dengan mereka dan membicarakan masalah tersebut secara baik-baik atau mengurangi interaksi bahkan meninggalkan hubungan itu demi kesehatan mental.

Selama kalian merasa tidak nyaman dan dirugikan dalam suatu pertemanan, itu bisa dianggap sebagai hubungan yang toxic. Penting untuk menjaga diri sendiri dan memilih untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang membawa pengaruh positif dalam hidup kalian. Ingatlah bahwa kamu berhak untuk merasa nyaman dan bahagia.

Referensi:

https://psychology.binus.ac.id/2022/04/28/toxic-friendships/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun