Pernahkah kalian mendengar istilah toxic friendship?Â
Istilah ini merujuk pada lingkungan pertemanan yang cenderung bersifat negatif dan dapat merugikan diri sendiri. Meskipun memiliki banyak teman dapat membangun jaringan sosial dan meningkatkan rasa empati, tidak semua pertemanan dapat memberikan dampak yang baik. Dalam hubungan pertemanan yang toxic, banyak dampak negatif yang dapat muncul, seperti stres, kecemasan, rasa kesepian, dan penurunan kepercayaan diri. Intinya, kehadiran aura negatif dalam pertemanan bisa membuat kita merasa tidak nyaman.Â
Untuk mengenali apakah kita berada dalam lingkungan pertemanan yang toxic atau tidak, penting untuk mengetahui ciri-cirinya. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
- Hobi mengkritik
Teman yang toxic sering memberikan kritik negatif terhadap apapun keputusan kita, termasuk dalam hal kecil seperti gaya berpakaian atau make-up. Kritik seharusnya bersifat membangun, tetapi jika kritik yang diberikan itu justru merendahkan, maka itu adalah tanda pertemanan yang tidak sehat.Â
- Ada di saat butuhnya saja
Jika mereka sedang kesusahan, kita selalu saja dipaksa untuk membantu. Tetapi di saat kita yang meminta bantuan, teman itu justru menghilang entah kemana. Mereka selalu bergantung pada kita, yang jatuhnya bisa menyusahkan diri sendiri.Â
- Acuh dan tidak peduliÂ
Teman yang toxic itu tidak  memberikan rasa peduli walaupun hanya untuk mendengar keluh kesah kita. Padahal, kita selalu ada untuk mendengar mereka. Misalnya ketika kita sedang curhat, tetapi mereka sibuk memainkan handphone dan menganggap sepele masalah yang sedang menimpa kita.Â
Menjalin hubungan di lingkungan pertemanan yang toxic memang tidaklah mudah. Namun, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Tetap bertahan dengan mereka dan membicarakan masalah tersebut secara baik-baik atau mengurangi interaksi bahkan meninggalkan hubungan itu demi kesehatan mental.
Selama kalian merasa tidak nyaman dan dirugikan dalam suatu pertemanan, itu bisa dianggap sebagai hubungan yang toxic. Penting untuk menjaga diri sendiri dan memilih untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang membawa pengaruh positif dalam hidup kalian. Ingatlah bahwa kamu berhak untuk merasa nyaman dan bahagia.
Referensi:
https://psychology.binus.ac.id/2022/04/28/toxic-friendships/