briket arang ramah lingkungan, diperkenalkan dalam acara sosialisasi yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN PMD Universitas Mataram (Unram) di Posko KKN Desa Bungtiang, Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur. Â Acara ini dihadiri oleh Kepala Desa, Sekretaris Desa Bungtiang, Kepala Dusun, Ketua RT, serta masyarakat setempat.
Desa Bungtiang, 10 Januari 2025 -- Pemanfaatan limbah batang tembakau menjadiDalam sambutannya, Ketua KKN menjelaskan bahwa "kegiatan ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap masalah limbah batang tembakau yang kerap kali dibakar begitu saja". Program ini hadir dengan harapan dapat mengubah cara pandang masyarakat tentang limbah batang tembakau dan menjadikannya sebagai sumber daya yang bernilai ekonomis. Pemanfaatan batang tembakau menjadi briket arang yang ramah lingkungan juga sejalan dengan upaya pengelolaan lingkungan yang lebih baik, sekaligus menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat desa.
Sambutan hangat diberikan oleh Kepala Desa dan Sekretaris Desa Bungtiang serta para Kepala Dusun Bungtiang yang mengapresiasi langkah mahasiswa KKN tersebut. Beliau mengungkapkan bahwa "program kerja ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidup mereka pada sektor pertanian tembakau". Limbah yang selama ini dibiarkan begitu saja atau dibakar, kini dapat disulap menjadi produk bernilai tinggi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga dapat membuka peluang ekonomi tambahan bagi para petani di desa tersebut.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Windy Anindya Dwi Herdiana, mahasiswa dari Program Studi Teknik Pertanian Universitas Mataram, yang menjadi narasumber utama dalam sosialisasi tersebut. Windy menjelaskan dengan detail tentang proses pembuatan briket arang dari batang tembakau, mulai dari tahap pengumpulan bahan baku, pencacahan batang tembakau, hingga proses pencetakan briket dan pengeringan. Tidak hanya itu, mahasiswa KKN juga memberikan penjelasan tentang alat-alat yang digunakan dalam pembuatan briket dan manfaat produk tersebut yang bisa digunakan sebagai bahan bakar yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Demonstrasi pembuatan briket pun dilakukan secara langsung untuk memperlihatkan cara kerja yang jelas dan praktis. Para petani yang hadir pun tampak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Banyak dari mereka yang aktif bertanya mengenai teknik pembuatan briket, bahan tambahan yang dibutuhkan, serta potensi keuntungan yang bisa diperoleh jika briket tersebut diproduksi secara massal. Beberapa petani bahkan meminta informasi lebih lanjut tentang bagaimana mereka bisa mulai memproduksi briket ini di rumah dan apa saja yang harus dipersiapkan, baik dari segi bahan, alat, maupun strategi pemasarannya.
Kegiatan ini menjadi semakin relevan mengingat Desa Bungtiang yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani tembakau. Dengan tingginya produksi tembakau di desa ini, maka volume limbah batang tembakau yang dihasilkan setiap tahun pun cukup besar. Sebelumnya, sebagian besar limbah tersebut hanya dibakar, yang tentu saja berpotensi menambah polusi udara dan merusak lingkungan sekitar. Dengan adanya alternatif pemanfaatan limbah tembakau ini, masyarakat dapat mengolah limbah tersebut menjadi produk yang bernilai jual, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Program ini juga memberikan pemahaman baru kepada masyarakat tentang pentingnya upaya pelestarian lingkungan dengan memanfaatkan limbah secara bijak. Masyarakat pun mulai menyadari bahwa limbah tembakau yang selama ini dianggap sebagai sampah, bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan. Selain itu, produk briket arang ini juga memiliki potensi pasar yang cukup besar, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri, mengingat permintaan terhadap bahan bakar ramah lingkungan terus meningkat.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN PMD Unram berharap dapat memberikan solusi alternatif terhadap pengelolaan limbah tembakau yang selama ini sering dianggap sebagai masalah lingkungan. Selain itu, pemanfaatan limbah tembakau menjadi briket arang diyakini dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat Desa Bungtiang, serta mengurangi dampak negatif dari pembakaran limbah yang dapat merusak lingkungan.
Acara sosialisasi ini diharapkan dapat mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan limbah yang ramah lingkungan serta memperkenalkan potensi produk lokal yang memiliki nilai jual tinggi.