Mohon tunggu...
Gitakara Ardhytama
Gitakara Ardhytama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sedikit bicara, banyak menulis.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sisi Lain Tas Belanja Kain

28 Oktober 2023   10:21 Diperbarui: 29 Oktober 2023   17:27 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para pemilik toko, alih-alih menyediakan alternatif, yang seharusnya diperbaiki adalah kebiasaan pembelinya, bukan menyediakan lagi totebag-nya dan mengambil keuntungan dari kebiasaan lupanya si pembeli itu. 

Maka saya salut pada toko yang berani ambil resiko untuk membiarkan pembelinya membawa semua belanjaannya tanpa kantong plastik berbayar atau totebag baru. Kenapa resiko? 

Ya resiko orang tidak mau lagi ke tokonya karena kalau lupa lagi membawa totebag, mereka akan memilih ke toko lain yang lebih ramah konsumen tapi tidak ramah lingkungan.

Lalu berapa lama kita harus repot bawa-bawa totebag dari rumah?

Menurut Brightly Eco, dari hasil sebuah penelitian mengatakan bahwa sebuah totebag harus digunakan setidaknya 7.000 kali untuk bisa mengimbangi dampak pencemaran lingkungan yang sudah terlanjur terjadi akibat sampah plastik sampai saat ini. 

Lain lagi dengan salah satu artikel yang ditulis di New York Times, sebuah totebag berbahan katun perlu digunakan sebanyak kurang lebih 20.000 kali atau sekitar 54 tahun lamanya untuk bisa mengimbangi kerusakan lingkungan yang sudah terjadi sekarang.

Jadi hentikan kebiasaan menumpuk totebag di rumah. Jika ingin keluar dari rumah, selain memastikan HP dan dompet, pastikan juga totebag sudah ada di dalam tas Anda ya. Ingat, kita harus melakukannya selama 54 tahun. Tidak begitu lama, kan?

Kemudian, coba perhatikan lebih seksama lagi totebag-totebag yang Anda miliki di rumah. Biasanya totebag yang umum dijual berbahan dasar kain katun. Nah, menurut penelitian yang dimuat dalam The Atlantic ternyata totebag berbahan dasar katun ini malah memiliki potensi pemanasan global yang paling parah sejauh ini. Kenapa bisa begitu?

Karena ternyata sebuah totebag katun, yang mana bahan dasarnya adalah dari kapas, memerlukan air dalam jumlah banyak dalam proses produksinya. Mengutip dari Origami, sebuah penelitian menyatakan bahwa jumlah jejak karbon tas kain ini adalah sebanyak 598,6 pon CO2, dibandingan tas plastik bisa yang hanya sekitar 3,84 pon.

Selain itu, totebag-totebag yang ada saat ini memiliki gambar-gambar untuk menarik pembeli, logo-logo supermarket dan tempat belanja, yang beberapa diantaranya belum menggunakan tinta yang ramah lingkungan. 

Seperti yang kita tahu, tinta atau toner tinta juga merupakan limbah yang termasuk dalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang perlu penanganan khusus saat membuangnya dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun