Dilahirkan dari orang tua yang mempunyai darah yang berbeda ibu yg berdarah betawi dan ayah yang berdarah sunda, saya yg di lahirkan di Bekasi yang seyogyanya berdarahkan betawi tidak luput dengan darah dari keturunan ayah saya, ya.... Darah sunda, Darah dimana dengan budaya, bahasa yang melekat di dalamnya. Tepat nya daerah Kota Banjar yang biasanya disebut Banjar Patroman Kota yang sangat saya rindukan, kerinduan akan hal Asrinya kota, kebersihan kota yang sangat terjaga, keramah tamahan warganya, dan tata kota yang sangat teratur, serta ketertiban waraganya.
Wilayah ini berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Cilacap yang daerahnya dikelilingi bukit dan dilintasi dengan sungai terbesar di Jawa Barat, yaitu sungai Citanduy. Banjar patroman, mungkin kota yang jarang di dengar di telinga masyarakat, tetapi untuk orang yang biasanya mudik melawati rute selatan tidak asing lagi dengan nama daerah ini, dikarenakan setiap tahunnya menjadi daerah dengan perlintasan arus mudik dan arus pariwisata orang-orang yang akan wisata ke Pantai Pangandaran.Â
Kota ini mempunyai berbagai macam fasilitas yg terbilang lengkap, di bagian kota terdapat alun-alun, terminal, stasiun, masjid agung, pasar, dan tempat wisata. Dan untuk daerah lainnya merupakan daerah yang meliputi, perkebunan, persawah dan perairan, perhutanan. Perkebunan yg ada di kota ini yaitu kebun jeruk, kebun jati dan kebun pemberdayaan pepaya california, dengan hasil kebun yg melimpah ini biasanya warga yg berasal dari daerah kota besar datang langsung untuk membeli hasil kebun yg tersedia.
Setiap tahunnya ketika pulang kampung bersama keluarga menyempatkan untuk membeli hasil kebun warga di daerah ini, dengan memetik sendiri hasil kebun dan langsung menimbang sendiri setelah selesai, dengan hal tersebut saya mendapatkan ilmu bagaimana cara memanen menentukan buah yang sudah siap panen. Daerah perkebunan di Banjar ini termasuk subur dikarenakan kota ini perairannya sangat memadai, karena di lalui dengan sungai terbesar di jawa barat, yaitu sungai citanduy, sungai ini melewati daerah-daerah di sebagian kota ini, dan ini terbukti dengan banyak nya bangunan jembatan yg di bangun pemerintah disini, selain itu pertanian yg luas juga merupakan salah satu hasil pemasukan kota ini dan membuat kota ini terlihat sangat hijau.
Kota ini dapat di kategorikan dengan kota hijau karena banyak nya perkebunan, persawahan, pohon-pohon yg berjejer di sekitar kota yang mengakibatkan kota ini masih terasa sejuk untuk di hirup udaranya dan dinikmati untuk bernafas, dan itu kenapa Kota Banjar disebut dengan Kota IDAMAN (Indah, Damai, Asri, Mandiri). Warga di kota ini sangat ramah dan warga di kota ini pun banyak mempunyai rumah dengan pekarangan yang luas dimana pekarangan itu di manfaatkan warga untuk menanam berbagai macam tumbuhan, seperi cabai, labu, pisang, pepaya, singkong untuk di nikmati hasilnya sendiri.Â
Untuk pemukiman warga di kaki bukit masih sangatlah terasa alaminya, di karenakan masih banyaknya hewan-hewan yg tinggal di atas bukit sering turun kepemukiman warga sekedar menampakkan diri seperti binatang monyet. Untuk warga yang rumahnya di sekitaran stasiun banjar, sangat jelas suasana stasiunnya, dikarenakan setiap jamnya terdengar aktifitas kereta, dan biasanya untuk warga pendatang yang seperti saya setiap ada pemberitahuan kereta, saya langsung berlari menuju jembatan di atas rel kereta api, untuk melihat kereta api yang melaju ke daerah Jakarta ataupun Jawa Tengah.
Begitu sedikit tentang daerah tempat asal ayah saya yang sangat saya rindukan suasananya, terutama hijaunya kampung saya, keramahan warga, keteraturan tata kota dan sebagainya, itu yang menjadikan alasan saya mengapa sangat jatuh cinta dengan kota ini, semoga tempat asal kalian sama halnya seperti tempat asal ayah saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H