Mohon tunggu...
Gita Tiurma Juliana
Gita Tiurma Juliana Mohon Tunggu... Lainnya - Lulusan Sarjana Universitas Airlangga 2018 - Program Pascasarjana Universitas Indonesia 2022

Pengamat masyarakat dan politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Gerakan Pro-Life dan Pro-Choice

24 November 2022   00:46 Diperbarui: 24 November 2022   00:46 3373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkan kamu mendengar istilah gerakan Pro-Life (Pro-Kehidupan) dan Pro-Choice (Pro Pilihan)? Gerakan Pro-Life dan Pro-Choice bermula di New Jersey tanggal 9 September tahun 1997 dimana Organisasi Nasional Dana Pendidikan, pertahanan Hukum Wanita, dan American Civil Liberties Union saat mengajukan class action hak sipil terhadap Departmen Sumber Daya Manusia New Jersey. Masalah aborsi merupakan hal yang emosional dan seringkali memecah belah. 

Membahas hak asasi sang ibu dan sang janin, maka secara otomatis juga berkenaan dengan agama, hukum, dan norma yang ada di tengah-tengah hidup masyarakat. Gerakan ini adalah  gerakan yang timbul akibat perbedaan pendapat banyak orang perihal Hak Asasi Manusia (dalam konteks ini ibu dan sang janin). Sejak tahun 1990, rasio aborsi tingkat nasional terhadap kelahiran terus meningkat di Amerika serikat. Walaupun menganut ajaran Liberal, gerakan ini lumayan menjadi topik yang kontroversial di Amerika Serikat. 

Para pendukung Pro-life berpendapat bahwa seorang janin berhak untuk hidup hingga lahir ke dunia terlepas dari faktor apapun, sedangkan para pendukung Pro-Choice kebalikannya berpendapat bahwa seorang perempuan (ibu sang janin) berhak untuk memilih janin yang ada di rahim mereka untuk dilahirkan atau tidak.

Adanya gerakan ini membuat masyarakat khawatir akan terjadi peningkatan praktik aborsi. Salah satu alasan para pendukung Pro-Life menentang gerakan aborsi ini adalah karena semakin bebasnya gaya hidup para pemuda di Amerika Serikat. Dengan dipermudahnya aborsi maka akan meningkat pula angka perzinahan. Lalu bagaimana dengan para perempuan yang hamil akibat dari pemerkosaan? Hal inilah yang kerap diangkat oleh para pendukung Pro-Choice. 

Selain menganut “My Body, My Choice” mereka juga melihat kemungkinan terburuk lain yang dapat mengakibatkan seorang wanita hamil. Bagaimana bila janin yang ada di dalam kandungan tersebut merupakan hasil dari pemerkosaan? bagaimana jika sang ibu janin belum merasa siap untuk memiliki seorang anak?.

Di negara barat seperti Amerika Serikat, mereka berpendapat bahwa aborsi merupakan prosedur yang terbebas dari moral. Bagi mereka aborsi ada bukan sebagai alat untuk mengontrol angka kelahiran, melainkan sebagai alat pemecah masalah jika terjadi kesalahan dalam penggunaan alat kontrasepsi. Bersejalan dengan liberalisme yang mereka anut, para pembela legalisasi aborsi tidak melihat aborsi di koridor populasi melainkan di koridor kebebasan mereka sebagai manusia untuk memilih jalan mereka.

Agama-agama yang ada di dunia condong setuju pada kelompok Pro-Life. Agama-agama menunjukkan ajaran yang penuh kasih dengan mengatakan bahwa manusia harusnya mencintai dan menghargai kehidupan yang telah dikaruniakan oleh Tuhan pada manusia. Sama seperti saat melihat orang yang sedang berada dalam situasi genting dan kita ingin menolongnya, sedemikian pulalah kita harus menghargai kehidupan dan keselamatan janin yang ada dalam rahim seorang ibu. 

Agama berpandangan bahwa Tuhan telah merencanakan kehidupan yang indah bagi tidap manusia. Selain itu, adapula etika dan moral yang dipegang oleh tiap manusia, maka seorang ibu yang bermora dan beretika tidak akan menggugurkan anaknnya dalam pandangan agama. Perbuatan menggugurkan janin merupakan perbuatan pembunuhan pada manusia juga dan perlu diingat bahwa di agama manapun tidak akan ada yang membenarkan pembunuhan dan pembunuhan selalu di anggap sebagai perbuatan yang kejam dan tidak sesuai dengan ajaran agama, dengan demikian tidak ada satupun agama yang melegalkan aborsi. 

Para kelompok yang mempercayai agama dan Pro-Life menganggap aborsi sebagai tindakan yang tidak menghargai pemberian kehidupan oleh Tuhan pada makhluk-Nya.

Pro-Life, Pro-Choice, dan Aborsi adalah pembicaraan yang tidak akan ada habisnya akan tetapi sebagai manusia yang berakal kita haruslah menimbang sebab dan akibat akan hal yang akan kita lakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun