"Setiap anak itu cerdas, hanya saja pengembangan kecerdasan pada setiap anak dapat ditingkatkan dengan cara yang menyenangkan melalui media belajar APE"
Nah, minggu lalu kita telah membahas mengenai APE terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia dini. Pembahasan kali ini juga masih tetap ada keterkaitannya dengan aspek-aspek perkembangan anak usia dini melalui alat permainan edukatif. Setiap langkah atau perlakuan, dan gerakan dari anak usia dini sudah termasuk dalam penilaian terhadap tumbuh kembang pada dirinya. Anak usia dini merupakan tipikal anak yang selalu aktif, periang, dan tidak mudah merasa lelah atau sering dibilang memiliki energy full ketimbang dengan orang dewasa. Kegiatan pada anak usia dini tidak dapat terpisah dengan bermain. Bagi anak bermain merupakan salah satu kegiatan atau aktifitas yang termasuk dalam bekerja yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Nah, dari istilah bekerja dalam kegiatan bermain pada anak usia dini ini ternyata dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan pada anak. Namun, pengembangan pada setiap aspek perkembangan anak dapat dilakukan dengan media alat permainan edukatif yang berbeda dan disesuaikan dengan aspek perkembangannya.
Kegiatan bermain pada anak bukan hanya sekedar untuk mengisi waktu luang terhadap anak. Akan tetapi, kegiatan bermain pada anak usia dini merupakan suatu kebutuhan mutlak yang dimiliki oleh anak, sebagaimana dalam kegiatan bermain dapat melatih anak untuk lebih aktif dalam melakukan sesuatu. Kegiatan bermain juga bukan hanya untuk melatih gerakan otot-otot, maupun syaraf pusat terhadap anak. Tetapi, anak usia dini dalam melakukan kegiatan bermain dengan menggunakan emosi, perasaan, dan juga pikiran. Sebagaimana hal tersebut merupakan elemen kesenangan pokok dalam bermain. Pendidikan anak usia dini diterapkan sebagai bentuk dalam menstimulus seluruh tahapan aspek perkembangan pada anak, yang mana dapat dilakukan dengan melalui kegiatan positive yang bernilai mendidik, dan menumbuh kembangkan kemampuan anak dengan melalui media dan sumber belajar. Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini dilaksanakan dengan adanya konsep belajar samba bermain. Konsep belajar sambil bermain terhadap anak usia dini dapat mengajak peserta didik atau anak usia dini dalam mengikuti proses pembelajaran secara langsung dengan cara yang menyenangkan agar anak tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Pendidikan anak usia dini perlu diberikan kepada anak untuk mengembangkan aspek perkembangan pada anak terutama dalam mengembangkan kognitif atau intelektual anak. Setiap anak usia dini memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Kecerdasan pada setiap anak tidak bisa di sama ratakan kepada anak lainnya, Karena pribadi anak usia dini adalah unik. Seperti contoh, ada salah satu anak yang cenderung memiliki kecerdasan dalam bidang akademik. Namun, anak tersebut tidak mempunyai tonjolan dalam bidang non akademis, dan sebaliknay. Hal ini dikarenakan  setiap anak dan setiap orang pasti memiliki kekurangan satu sama lain. Akan tetapi, dari kekurangan tersebut dapat diimbangi dengan pelatihan sesuai kekurangan dari masing-masing yang dimiliki oleh setiap orang/anak.
Nah, berbicara mengenai alat permainan edukatif terhadap perkembangan kognitif pada anak. Ada salah satu tokoh ahli teori yang mengemukakan pandangannya terhadap perkembangan kognitif pada anak usia dini yakni menurut teori Jean Piaget. Jean Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognitif pada anak usia dini atau kecerdasan setiap anak dapat berubah dengan seiring bertumbuhnya pribadi pada setiap anak. Jadi, bahwasanya kecerdasan atau intelektual, dan pola pikir pada anak usia dini dapat berkembang dan dapat berubah dengan seiring pertumbuhan anak dari segi usia maupun tahapan perkembangan anak yang semakin berkembang. Teori kognitif jean piaget juga terdapat 4 tahapan dalam perkembangan kognitif menurutnya, yaitu sebagai berikut :
1. Sensorimotor (Usia 18-24 Bulan), tahap ini merupakan tahapan paling awal dalam perkembengan kognitif pada anak. sebagaimana dalam periode tahap sensorimotor ini anak hanya mampu memahami dunia dengan melalui koordinasi dari pengalaman sensorik seperti melihat, menggapai, dan lain sebagainya.Â
2. Operasioanl (2-7 tahun), tahap ini merupakan periode tahap anak bisa berfikir secara simbolik. Akan tetapi, belum bisa berfikir secara kognitif, artinya bahwasanya pada tahapan atau periode ini anak belum bisa menggunakan logika sebagai pemecahan masalah atau belum bisa berfikir untuk lebih logis.
3. Operasional Konkret (7-11 tahun), pada tahap ini anak sudah mulai bisa mengembangkan pemikirannya dengan secara rasional maupun konkret. Selain itu juga, pada tahap ini anak sudah mulai bisa untuk berfikir lebih logis terhadap sesuatu, seperti contoh anak sudah mulai bisa mengenal dan menunjukan kemampuan nya dalam memecahkan permasalahan, menunjukan kemampuannya dalam menyebutkan jumlah, volume. Tetapi, pada tahapan ini anak belum bisa berfikir secara hipotesis.
4. Operasional Formal (anak usia 12 tahun ke atas), pada tahap ini dimulai dari anak usia 12 tahun hingga anak menuju dewasa. Saat memasuki usia remaja, anak sudah bisa berhitung secara matematis, anak sudah bisa berfikir secara kreatif dan inovatif, dan juga sudah bisa untuk berfikir secara abstrak, dan lain sebagainya.
Nah, penjelasan tersebut merupakan tahapan perkembangan kognitif menurut jean piaget. Pengembangan kognitif anak usia dini dapat dikembangkan melalui alat permainan edukatif, yang mana dalam alat permainan tersebut memiliki kriteria dan nilai-nilai kognitifnya yaitu seperti ukuran, volume, warna, suara-suara pada alat permainan edukatif dan lain sebagainya. Selain itu, dalam peenggunaan APE terhadap pengembangan kognitif anak usia dini juga memerlukan adanya pemerhatian dalam kriteria APE yang akan diimplementasikan kepada AUD seperti harus memiiliki nilai Aman, nyaman, tidak terbuat dari benda tajam, memiliki kesan pewarnaan yang sesuai dengan AUD, dan lain sebagainya.