Mohon tunggu...
Gita Desa
Gita Desa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tulisan Tegak Bersambung, Riwayatmu Kini

13 Desember 2016   06:24 Diperbarui: 13 Desember 2016   07:12 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Zaman dahulu semua siswa harus mengenal dan memiliki kemampuan menulis tegak bersambung. Itulah yang pernah orang tua saya ceritakan. Mereka menulis halus dalam setiap pekerjaan sekolah, menulis surat bahkan menulis catatan kecil. Betapa pentingnya dapat menulis bersambung diwaktu itu. Tetapi bagaimana kabar tulisan tegak bersambung dizaman sekarang? 

Masih ada beberapa sekolah yang menerapkan pembelajaran menulis tegak bersambung untuk murid-muridnya tapi itu hanya berlangsung di kelas rendah. Setelah memasuki tingkat kelas yang lebih tinggi, anak-anak akan cenderung menulis dengan alfabet latin. Diiringi dengan perkembangan teknologi yang pesat, anak malah sudah mengenal media menulis dengan keyboard gadget. Akibatnya tulisan tegak bersambung tidak lagi menarik bagi anak-anak. Sulit, membingungkan, cara menulisnya rumit merupakan beberapa komentar anak zaman sekarang. Apakah ada manfaat dari menulis tegak bersambung? Sebagai guru atau orang tua, apakah anda mau mengajari anak anda menulis tegak bersambung? Ini penjelasannya.

Menulis tegak bersambung adalah kegiatan menghasilkan huruf yang saling bersambung yang dilakukan tanpa mengangkat alat tulis. Dibangku sekolah tingkat rendah yaitu kelas I, II, dan III anak diajarkan menulis tegak bersambung. Tidak sedikit guru dan orang tua yang mengeluh karena kesulitan mengajarkan menulis tegak bersambung atau yang biasa disebut tulis halus ini. Bahkan banyak orang tua yang sudah lupa bagaimana cara menulis tulisan tegak bersambung ini.

Di Indonesia ada beberapa kali perubahan bentuk huruf tegak bersambung. Perubahan terakhir jatuh pada tanggal 7 Juli 1983 melalui SK. Dirjen Dikdasmen nomor 094/C/Kep/1.83. Sebagian orang menilai bahwa tulisan tegak bersambung rumit, ribet dan ruwet. Perkembangan teknologi yang pesat membuat orang lebih memilih tulisan yang simple atau bahkan menulis dengan media elektronik yang dinilai lebih mudah dan cepat.

Ada manfaat yang didapat saat anak-anak menulis tegak bersambung. Merangsang perkembangan motorik anak, menulis dengan lebih cepat dan tulisan yang dihasilkan lebih indah dan rapi. Yang ditekankan sebagai motorik anak adalah saraf motorik halus anak-anak. Menurut Kartini Kartono (1995 : 83) motorik halus adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan, dan pergelangan tangan serta penugasan terhadap otot-otot urat pada wajah. Contohnya yaitu menulis, melukis, dan menggambar.

Berkaitan dengan itu para guru dan orang tua masih perlu mengajarkan menulis halus kepada anak mereka. Mengingat manfaat yang didapat oleh anak, kreatifitas cara belajar yang asyik dan menarik bagi anak sangat diperlukan sehingga tidak akan mengalami kesulitan dalam mengajarkan tulis halus ini.  Penggunaan media pembelajaran juga dapat membantu proses mengajarkan menulis tegak bersambung. Menyediakan poster atau contoh huruf dalam tegak bersambung menjadi alternatif paling sederhana untuk mengajarkan pada anak.

Tahapan mengajarkan cara menulis tegak bersambung pada anak-anak ada berbagai macam. Perkenalkan anak pada abjad bentuk tegak bersambung terlebih dahulu. Setelah itu guru atau orang tua dapat membuat titik-titik membentuk huruf tegak bersambung. Anak akan belajar menulis dengan menebalkan titik-titik yang sudah dibuat. Belajar menulis tegak bersambung tidak bisa instan, itu sebabnya butuh kesabaran dan ketelitian. Saat anak sudah mulai mahir dalam tahapan menulis huruf dengan tegak bersambung, mulailah mengajarkan menuliskata dan kalimat menggunakan tulisan tegak bersambung.

Ajak anak-anak untuk belajar dengan teratur agar tidak mudah lupa dengan konsep tulisan tegak bersambung yang rumit ini. Yakinlah ini bermanfaat bagi anak-anak. Sekian artikel dari saya semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun