Virus corona yang baru-baru ini menjadi salah satu wabah paling mendunia dengan tingkat kesembuhan yang belum dapat dipastikan membuat semua orang kalut dan mulai melindungi diri sendiri dari ancaman virus corona.
Salah satu penyebaran virus corona adalah melalui percikan ludah yang masuk ke dalam lubang tubuh atas kita, yaitu mulut dan mata. Sehingga banyak orang berbondong-bondong membeli masker. Salah satu masker yang paling banyak diborong adalah masker medis, karena memang dari segi kualitas menangkal virus yang akan masuk ke lubang wajah kita tidak bisa diragukan lagi. Sangat efektif.
Sesuai dengan protokol kesehatan dari pemerintah yang mewajibkan memakai masker, membuat pemakaian masker meningkat tajam dan menjadikan harganya melambung tinggi, karena permintaan barang sangat banyak daripada barang yang tersedia di pasar.
Meskipun memakai masker adalah hal yang wajib ketika berada di luar rumah saat pandemi corona seperti ini, akan tetapi kita perlu bijak dalam menggunakan masker yang ada. Karena jika tidak, masker tersebut akan berubah menjadi perusak dari yang sebelumnya adalah penolong.
Bagaimana bisa ?
Masker sekali pakai yang digunakan terus menerus akan membuat sampah masker semakin banyak dan menggunung. Pembuangan sampah masker pun hanya sebatas di tong sampah hingga akhirnya menuju TPA. Bahkan banyak masyarakat yang tidak teredukasi sehingga, membuangnya di pinggir jalan, di sungai bahkan di jalanan bebas.
Ketika sampah masker ini tidak termanuver dengan baik, maka yang ada hanya menyebabkan kerusakan lingkungan. Mungkin saat ini kita belum merasakannya, akan tetapi beberapa tahun kemudian pastilah kita akan menemukan beberapa kasus kerusakan lingkungan akibat sampah masker.
Beberapa hal yang sudah terjadi akibat sampah masker yang dibuang sembarangan adalah terjadinya penyumbatan saluran air, dan juga ditemukannya banyak sampah masker yang berserakan di lautan Prancis yang mengganggu kehidupan biota laut.Â
Bahan baku yang digunakan dalam membuat masker medis memanglah bervariasi, hanya saja komponen utamanya hampir seperti bahan baku pembuatan plastik, yaitu polipropilene. Dimana jenis polimer ini merupakan senyawa karbon yang juga akan menimbulkan pencemaran air, udara dan tanah jika pemakaiannya berlebihan tanpa pengelolaan yang baik.
Saat anjuran pemerintah untuk memperbolehkan memakai masker kain disaat pandemi seperti ini, dikarenakan agar semua lapisan masayarakat dapat melakukan protokol kesehatan itu merupakan langkah yang bagus. Karena masker kain dapat dipakai berulang kali tanpa harus membuangnya dalam sekali pakai, selain itu harga masker kain yang juga terjangkau membuat masyarakat menengah kebawah mulai terbantu bahwa ternyata mereka juga dapat melindungi diri sendiri dari virus corona tanpa takut untuk beraktifitas dengan tetap menjaga protokol kesehatan.