Mohon tunggu...
Gita Adelya Putri
Gita Adelya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca novel dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penyebab Banjir Bandang di Sumatera Barat Berdasarkan Studi Geomorfologi

19 Mei 2024   15:40 Diperbarui: 19 Mei 2024   15:55 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Banjir bandang merupakan salah satu jenis banjir yang disebabkan oleh meluapnya air yang tersebar di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Banjir bandang bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di dataran rendah, namun juga di dataran tinggi. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang tidak luput dari bencana banjir bandang

Wilayah ini memiliki topografi yang berbukit-bukit dan memiliki beberapa sungai yang berarus tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan banjir bandang apabila air sungai melebihi daya dukung sungai. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab banjir bandang di Sumatera Barat agar dapat mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi bencana ini.

Studi Geomorfologi dapat membantu memahami penyebab banjir bandang di Sumatera Barat. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur bumi, serta proses-proses yang mengubahnya. Dalam analisis ini, saya  menggunakan konsep geomorfologi untuk menganalisis penyebab terjadinya  banjir bandang di Sumatera Barat. 

Dengan menggunakan data dari beberapa sumber, termasuk data cuaca, data topografi, dan data lahar gunung. Banjir bandang di Sumatera Barat terjadi di kawasan Gunung Marapi, dengan empat kabupaten yang terdampak parah, yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Tanah Panjang, dan Kabupaten Padang Pariaman. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa penyebab banjir bandang di kawasan kaki Gunung Marapi adalah hujan deras dan berdurasi panjang, serta adanya fenomena Sirkulasi Sinklonik yang mempengaruhi terjadinya banjir.

Berdasarkan data cuaca, data topografi, dan data lahar gunung yang saya terima, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya banjir bandang di Sumatera Barat, yaitu :

  1. Hujan Ekstrem: Hujan ekstrem yang terjadi di Sumatera Barat, seperti pada Kamis hingga Jumat, curah hujan di Kota Padang mencapai 394,6 milimeter per hari yang termasuk kategori ekstrem, memperparah potensi banjir
  2. Angin kencang: Angin kencang yang beriringan dengan hujan deras dapat memperparah kondisi banjir bandang. Angin kencang dapat membuat air sungai mengalir lebih cepat dan membuat banjir bandang menjadi lebih dahsyat.
  3. Kelerengan Tinggi: Wilayah Sumatera Barat memiliki kelerengan yang tinggi, yaitu 53,71% memiliki kelerengan di atas 25%. Kondisi ini dapat memperparah potensi banjir bandang karena air yang turun dari hutan dapat mengalir cepat dan tidak dapat diserap oleh tanah, sehingga memperparah potensi banjir
  4. Lahar dingin : Adanya lahar dingin yang berasal dari Gunung Marapi dapat mempengaruhi terjadinya banjir bandang. Lahar dingin ini dapat membuat air sungai mengalir lebih cepat dan memiliki debit yang lebih besar, sehingga terjadi banjir bandang

Daerah yang paling banyak terdampak banjir dan longsor di Sumatera Barat adalah Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Kota Padang, dan Kepulauan Mentawai, dengan status darurat bencana yang diperpanjang selama 14 hari lamanya. Kerugian akibat banjir dan longsor di Sumatera Barat mencapai Rp 226 miliar, dengan data yang masih terus bertambah. Untuk mengantisipasi banjir bandang di Sumatera Barat, beberapa langkah kesiapsiagaan yang dapat dilakukan oleh keluarga adalah:

1. Memantau Risiko Hujan:

Keluarga dapat memantau potensi hujan di wilayah dan mempersiapkan rencana kesiapsiagaannya. Mereka dapat memantau informasi cuaca dan mengantisipasi potensi banjir bandang dengan memantau arah dan intensitas hujan

2. ⁠Mempersiapkan Tas Siaga Bencana:

Keluarga dapat mempersiapkan tas siaga bencana dengan berbagai perlengkapan yang diperlukan untuk menghadapi bencana, seperti makanan, air, dan peralatan pertolongan pertama

3. Mengawasi Kerusakan Lereng-Lereng:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun