Pendidikan dan kebangsaan merupakan pilar utama dalam membantuk dan memajukan suatu negara, menjadi fondasi bagi pertumbuhan dan keberlanjutan masyarakat. Pendidikan, sebagai komponen kunci, tidak hanya sekedar menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada generasi muda, tetapi juga membentuk karakter mereka. Melalui pendidikan yang holistik, individu dapat menggali potensi mereka secara menyeluruh, mencapai kesadaran diri yang tinggi, dan memperoleh keterampilan yang relevan untuk menghadapi kompleksitas dunia modern. Proses pendidikan yang berfokus pada pengembangan aspek kognitif, emosional, dan sosial membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki empati, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi yang tinggi.
Di samping itu, kebangsaan memberikan dimensi yang mendalam pada identitas dan persatuan suatu negara. Rasa cinta dan kesetiaan terhadap tanah air menjadi fondasi kuat dalam membangun solidaritas dan kohesi sosial. Kebangsaan mendorong warga negara untuk memahami sejarah, nilai-nilai budaya, dan tekad bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dengan kebangsaan yang kokoh, masyarakat memiliki landasan yang kuat untuk mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul, termasuk tantangan global. Dengan begitu, pendidikan dan kebangsaan saling melengkapi, membentuk fondasi kokoh bagi kemajuan dan ketahanan suatu bangsa di tengah dinamika perubahan zaman.
Pendidikan memainkan peran krusial dalam membangun fondasi kesetaraan sosial di masyarakat. Dengan memberikan akses pendidikan yang merata dan berkualitas kepada semua lapisan masyarakat, negara menciptakan landasan yang adil untuk perkembangan individu tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi mereka. Pendidikan yang menyeluruh memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing dalam dunia pekerjaan, mengurangi disparitas ekonomi, dan membuka peluang kesuksesan bagi semua warga. Dengan demikian, pendidikan bukan hanya alat untuk meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga sebagai instrumen untuk meretas jalan menuju kesetaraan, menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Selain memberikan kesempatan yang setara, pendidikan juga berperan sebagai agen perubahan sosial yang mampu mengurangi kesenjangan di berbagai aspek kehidupan. Pendidikan yang mencakup nilai-nilai inklusivitas, toleransi, dan keadilan sosial dapat membentuk pola pikir yang mendukung kerjasama dan saling menghargai di tengah-tengah perbedaan. Proses pembelajaran yang mengintegrasikan pemahaman mengenai hak asasi manusia, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial akan menciptakan masyarakat yang lebih peka terhadap isu-isu sosial dan siap untuk bersama-sama mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi oleh masyarakat modern. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya berperan dalam menciptakan individu yang berkualitas, tetapi juga dalam membentuk masyarakat yang inklusif, adil, dan berdaya saing.
Kebangsaan, sebagai faktor integral dalam pembangunan suatu bangsa, memainkan peran multidimensional dalam membentuk jati diri nasional. Identitas nasional yang muncul dari rasa kebangsaan membentuk dasar dari kebersamaan di antara beragam suku, agama, dan budaya yang ada di dalam negara. Selain menjadi pengikat, kebangsaan juga tercermin dalam simbol-simbol nasional, lambang kebesaran negara, serta dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang memperkuat hubungan antar warga. Melalui pemeliharaan dan pengembangan nilai-nilai kebangsaan, sebuah bangsa dapat membangun fondasi yang kokoh untuk menghadapi perubahan zaman dengan tetap memelihara keberagaman sebagai aset berharga yang menyuburkan kehidupan sosial.
Rasa kebangsaan juga berperan sebagai pendorong solidaritas nasional dalam menghadapi tantangan eksternal dan internal. Dalam menghadapi ancaman dari luar, kesadaran akan identitas kebangsaan memperkuat semangat bela negara, memobilisasi warga untuk bersatu demi menjaga kedaulatan dan keutuhan negara. Di sisi lain, ketika dihadapkan pada tantangan internal seperti konflik sosial atau ketegangan antar kelompok, kebangsaan berfungsi sebagai faktor penyatuan yang mengatasi perpecahan. Memiliki rasa kebangsaan yang kuat dapat menjadi landasan untuk mengejar keadilan sosial, membangun tatanan masyarakat yang inklusif, dan memastikan bahwa keberagaman tidak menjadi sumber konflik, melainkan kekuatan bersama dalam menghadapi perjalanan sejarah dan masa depan.
Oleh karena itu, urgensi pendidikan dan kebangsaan sebagai pilar-pilar utama pembangunan suatu negara tidak bisa dipandang sebelah mata. Pemerintah sebagai garda terdepan dalam mengarahkan pembangunan nasional perlu memprioritaskan akses pendidikan yang merata dan berkualitas sebagai landasan pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Investasi dalam sektor pendidikan harus terus meningkat, mencakup peningkatan kualitas guru, fasilitas belajar yang memadai, serta integrasi teknologi pendidikan. Dengan demikian, negara akan mampu mencetak generasi yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman.
Pemahaman terkait kebangsaan juga memerlukan perhatian khusus dari pemerintah. Kebijakan-kebijakan yang memperkuat rasa cinta terhadap tanah air perlu diimplementasikan secara terencana dan berkelanjutan. Program pendidikan dengan pendekatan karakter dan patriotisme nasional perlu diintegrasikan dalam kurikulum sekolah untuk membentuk karakter yang kokoh dan kesadaran kebangsaan yang tinggi.Â
Selain itu, penyampaian sejarah nasional yang akurat dan menyeluruh harus menjadi bagian integral dari proses pendidikan. Hal ini tidak hanya akan membantu generasi muda memahami perjuangan dan pencapaian bangsa, tetapi juga membangkitkan rasa bangga serta tanggung jawab terhadap negara dan bangsanya. Dengan menggabungkan upaya pendidikan dan kebangsaan, negara dapat memastikan bahwa pembangunan yang terjadi tidak hanya menghasilkan kemajuan materi, tetapi juga memupuk identitas dan solidaritas nasional yang kuat.
Dalam konteks globalisasi, di mana informasi dan budaya dapat dengan mudah tersebar, penyampaian sejarah nasional yang akurat dan komprehensif menjadi semakin penting. Pemerintah dapat memperkuat kurikulum sejarah nasional, memastikan bahwa materi ajar mencakup berbagai aspek perkembangan sejarah tanah air dengan cermat dan berimbang. Dengan demikian, generasi muda dapat memiliki pemahaman yang mendalam mengenai perjalanan bangsa, membangun kesiapan untuk menghadapi tantangan masa depan, serta menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap nilai-nilai dan tradisi bangsa. Dengan upaya ini, pendidikan dan kebangsaan dapat menjadi pilar-pilar yang tangguh, membentuk warga negara yang berdaya saing dan memiliki integritas dalam menghadapi dinamika global.
Oleh : Gita Nisriinaa Puspadewi | Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta | Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia DiniÂ