Maras Taun adalah tradisi yang berasal dari Daerah Belitung tepatnya di Provinsi Bangka Belitung. Maras Taun berasal dari kata maras yang berarti kegiatan membersihkan duri-duri kecil dari tanaman, yang dimaksud dengan membersihkan duri adalah kegiatan membersihkan atau menyelesaikan semua masalah dan taun yang berarti tahun. Jadi, dapat kita tarik pengertian dari Maras Taun berarti pergantian tahun, dari tahun lama ke tahun baru. Ritual ini nantinya akan dipimpin oleh dukun (pemangku adat) bersama masyarakat.
Dalam perayaannya Maras Taun biasanya diselenggarakan dengan ditandai dengan pembuatan satu lepat ketan berukuran besar dan kecil berjumlah banyak yang nantinya akan dibagikan kepada tamu dan masyarakat sekitar. Lepat ini biasanya dimasak oleh masyarakat desa yang menyelenggarakan acara Maras Taun tersebut.
Dalam kacamata Antropologi, kegiatan ini bisa kita lihat dari sejarah asal mula terciptanya Maras Taun itu sendiri, dimulai dari Masyarakat Belitung yang tinggal di dalam kubok atau parong yang terletak di tengah hutan. Awal mulanya masyarakat membuka hutan dengan tujuan untuk membuka lahan sebagai tempat menanam padi karena awalnya makanan utama masyarakat Belitung adalah beras. Dari tempat tinggal mereka tadi jadilah perkampungan ataupun desa yang ada di Belitung yang kita kenal sekarang.
Antropologi yang kita pelajari sekarang terkhususnya Antropologi Budaya menyebutkan bahwa manusia tidak lepas dari kebudayaan yang artinya kebudayaan berasal dari kebiasaan masyarakat dari cara bertahan hidup dan cara berinteraksi. Maras taun juga bisa memengaruhi bagaimana masyarakat tersebut berinteraksi antara sesama makhluk sosial di kehidupan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H