Di era digital, teknologi menawarkan peluang besar untuk beradaptasi, terutama dalam literasi digital. Namun, rendahnya minat baca menjadi tantangan, terutama di kalangan remaja yang lebih sering menghabiskan waktu dengan gadget. Salah satu inovasi literasi digital yang menarik perhatian adalah Alternative Universe (AU), sebuah karya fiksi berbasis imajinasi yang populer di platform seperti Twitter atau yang sekarang bisa disebut X.
Alternative Universe (AU) merupakan cerita fiksi yang memodifikasi elemen karakter  atau latar cerita asli, menciptakan dunia paralel yang unik dan menarik. Selain menawarkan hiburan, AU sering memuat informasi pengetahuan ringan yang dikemas dengan gaya bahasa kreatif. Hal ini menjadikannya alternatif bacaan yang digemari oleh generasi muda.Â
Menurut Shannon Sauro (2019), AU adalah transformasi narasi yang mencerminkan keragaman perspektif. Cerita ini tidak hanya menarik, tetapi juga memungkinkan pembaca untuk terlibat dalam literasi digital-kemampuan mencari, mengevaluasi, dan memahami informasi melalui teknologi.
Literasi digital menjadi kunci untuk meningkatkan minat baca dengan memanfaatkan teknologi yang familiar bagi remaja. AU, sebagai bagian dari cyber-literacy, mampu memadukan hiburan dengan edukasi, menjadikan aktivitas membaca lebih relevan di era digital. Dengan demikian, AU dapat menjadi solusi untuk membangun kebiasaan membaca di tengah kemajuan teknologi.
Melalui pendekatan ini, literasi digital tidak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga membantu remaja mengembangkan pemikiran kritis, daya konsentrasi, serta pemahaman mereka terhadap informasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H