Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha terbesar pertama yang memiliki pengaruh kuat di Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim dengan menguasai lalu lintas pelayaran dan juga menguasai seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara. Selain itu, Sriwijaya juga berhasil menguasai daerah Indonesia sebelah barat, Semenanjung Melayu, dan bagian selatan Filipina.
Sriwijaya pernah tercatat sebagai kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara. Pada masa sekarang, Indonesia melalui pemerintahan Presiden Joko Widodo sedang mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Generasi sekarang/pemerintah dapat belajar dari faktor-faktor yang membuat Sriwijaya pada waktu itu dapat menjadi kerajaan maritim yang maju. Tentu tantangan saat ini dan zaman dahulu sangat berbeda. Namun, pasti ada pola umum atau strategi tertentu agar menjadi negara besar yang memaksimalkan potensi maritim/kelautan.
Tantangan Negara Indonesia dalam memenuhi kebutuhan ekonomi:
Persaingan antar negara masa kini semakin kian ketat. Tidak dapat dipungkiri Negara Indonesia sedikit tertinggal dan kalah bersaing. Dengan segala faktor alam dari mulai posisi yang strategis sampai hasil alam yang melimpah seharusnya Indonesia menjadi negara maju saat ini. Lalu apa yang membuat Indonesia justru tampak tertinggal?
â—¾ Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia menjadi faktor penting dalam mengolah kekayaan yang dimiliki Indonesia. Hal ini tentunya dipengaruhi faktor-faktor lain seperti kurang meratanya pendidikan atau terjadi kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan daerah terpencil, banyak juga masyarakat yang berkualitas namun hanya menggunakan wawasan dan kemampuannya untuk diri sendiri dan tidak memberikan kontribusi bagi negara. Â Masyarakat seharusnya bisa mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahkan bahan jadi yang bisa dipakai oleh masyarakat lokal. Menjadikan produk lokal yang berkualitas.
â—¾ Terlalu banyak Impor daripada Ekspor
Ketika kita dapat menghasilkan produk lokal yang berkualitas dari bahan mentah hingga barang jadi maka sebenarnya kita bisa melakukan lebih banyak ekspor, bukan impor yang tentunya akan sangat membantu perekonomian negara.
â—¾ Banyaknya orang Indonesia yang berkualitas justru lebih memilih bekerja di negara asing dan perusahaan asing.
Indonesia sesungguhnya masih memiliki banyak Sumber Daya Manusia yang berkualitas, namun sangat disayangkan terkadang justru mereka memilih untuk bekerja dan mengabdi bagi negara lain dan perusahaan asing. Paradigma mengenai "negara asing lebih baik" masih melekat dan tumbuh di masyarakat. Tentunya juga kita tidak bisa dipungkiri bahwa perasaan kurang diapresiasi yang layak bagi orang-orang yang sudah di berkontribusi bagi Indonesia masih menghantui masyarakat.
â—¾ Eksploitasi alam untuk kepentingan pribadi.
Sudah tidak jarang disaat manusia sering melakukan tindakan yang merugikan sekitarnya demi kepentingan pribadi. Misalnya, membakar hutan untuk membuka lahan industri akan mengganggu ekosistem lingkungan sehingga dapat menimbulkan banjir, hilangnya sumber mata air, longsor pencemaran, punahnya hewan langka, dan lain-lain. Dimana jika tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem alam ini, tentu alam juga akan lebih memberikan manfaat bagi kita. Jika kita juga mengikuti aturan yang sudah ditetapkan pemerintah, membayar retribusi kepada Negara karena kita memanfaatkan lahan negara maka uang tersebut juga bisa dipakai untuk membangun negara.