Sekarang dunia sedang dilanda oleh pandemi Covid-19, termasuk Indonesia. Pada tanggal 31 Maret 2020, tercatat bahwa 1528 orang terinfeksi, 136 orang meninggal, dan 81 orang sembuh. Banyak masyarakat yang merasa panik dan khawatir memikirkan bagaimana masa depan bisnis, karir, dan sekolahnya. Tetapi tahukah Anda bahwa zaman dahulu nenek moyang kita juga pernah merasakan hal yang sama seperti yang kita rasakan sekarang? Pasti sebagian dari kita tidak tahu. Pandemi yang dialami oleh nenek moyang kita adalah Flu Spanyol, yang telah menginfeksikan 60% total populasi di dunia saat 1918 dan telah menewaskan 21-100 juta jiwa saat itu.
Dari Manakah Asal Flu Spanyol Ini?
Flu Spanyol mungkin asing di telinga orang, karena flu tersebut terjadi pada tahun 1918, saat Belanda masih menjajah Indonesia. Titik asal munculnya Flu Spanyol belum dapat dipastikan sampai saat ini, tetapi ada beberapa kemungkinan, yang pertama, diperkirakan mulai mewabah di Amerika Serikat, lebih tepatnya di kompleks militer Fort Riley yang kemudian menyebar ke Eropa. Kemungkinan kedua, diperkirakan flu ini berasal dari Swedia atau Rusia yang kemudian menyebar ke benua Asia. Perlu kita ketahui saat tahun 1918, Perang Dunia I sedang terjadi, sehingga kemungkinan besar untuk flu tersebut tersebar sangat tinggi, karena saat masa itu terjadi banyak sekali perpindahan manusia dari negara ke negara bahkan dari benua dari benua untuk dijadikan tentara perang.
Asal Mula Nama "Flu Spanyol"
Lalu mengapa flu ini disebut sebagai Flu Spanyol? Padahal flu ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan Spanyol. Ternyata, dulu media massa asal Spanyol lah yang memberitakan flu ini selama pandemi ini berlangsung, sehingga banyak orang mengenalnya sebagai Flu Spanyol.
Seperti Apakah Flu Spanyol Ini?
Flu Spanyol ini disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H1N1. Flu Spanyol ini memiliki gejala seperti sakit kepala dan rasa letih, hilangnya nafsu makan, batuk kering, dan masalah pada pencernaan. Semakin lama, flu ini akan mengakibatkan tubuh seseorang untuk mengeluarkan keringat yang berlebihan. Kemudian, para penderita akan kesulitan untuk bernafas, sehingga mayoritas korban Flu Spanyol meninggal dunia akibat pneumonia.
Flu Spanyol Datang ke Hindia Belanda (Indonesia)
Pada tahun 1918, Indonesia yang saat itu disebut dengan Hindia Belanda masih dijajah oleh Belanda. Flu Spanyol ini diduga dapat menyebar di Hindia Belanda karena adanya imigran Tiongkok yang berlayar ke Hindia Belanda melalui Hong Kong. Pemerintah kolonial saat itu pun langsung membuat peraturan prosedur karantina kapal dan pelabuhan dari luar. Sayangnya, hal ini tidak diperhatikan dengan baik, sehingga penumpang dari luar negeri dapat masuk dengan bebas ke Hindia Belanda, sehingga menularkan kepada masyarakat setempat.
Flu Spanyol di Hindia Belanda ini ada dua gelombang. Gelombang pertama yang terjadi pada Juli-September 1918 yang tersebar ke daerah Jawa dan Sumatera. Lalu gelombang kedua yang terjadi pada Oktober-Desember 1918 yang tersebar ke bagian timur Hindia Belanda. Flu ini berawal dari pelabuhan dimana menjadi tempat transit orang dari luar negeri, sehingga tersebar juga sampai ke daerah-daerah karena adanya pergerakan manusia. Banyak sekali yang tertular, sehingga rumah sakit di berbagai daerah kekurangan alat-alat kesehatan sampai harus menolak pasien.
Lambatnya penanganan pemerintah kolonial adalah alasan mengapa banyak sekali masyarakat yang tertular. Padahal seharusnya pemerintah kolonial bisa belajar dari negara lain dimana sudah banyak korban jiwa yang tertelan. Akhirnya, Flu Spanyol ini masih berlanjut hingga pertengahan tahun 1919 dan memakan kurang lebih 1,5 juta korban jiwa.
Hal ini juga dapat menjadi pelajaran bagi pemerintah Indonesia saat ini. Dimana pemerintah dan rakyat harus bekerja sama melawan Covid-19. Semoga pandemi Covid-19 ini akan segera berakhir dan tidak memakan banyak korban jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H