Mohon tunggu...
GISELA BINTANG WIDIANTI
GISELA BINTANG WIDIANTI Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta program studi jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berdampak pada Kesehatan Mental: Menebar Kebencian di Media Sosial

4 Juli 2024   16:41 Diperbarui: 4 Juli 2024   16:57 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: POPBELA.com

Media sosial, sebagaimana yang kita ketahui, adalah ladang subur bagi interaksi sosial, berbagi informasi, dan berkomunikasi secara global. Namun, di balik kemudahan dan keunggulannya, media sosial juga dapat menjadi wadah untuk menyebarluaskan pesan kebencian dan negativitas yang dapat berdampak serius pada kesehatan mental individu. Fenomena menebar kebencian di media sosial seringkali terjadi dalam bentuk komentar bernada merendahkan, intimidasi, atau bahkan hinaan terhadap individu atau kelompok tertentu. Terlepas dari tujuan awalnya, kebencian yang disebarkan di platform-platform ini dapat menciptakan lingkungan toksik yang berpotensi merusak.

Kita sering melihat pada media social penebaran ujaran kebencian masih banyak terjadi,tak sedikit juga korban nya yang masih di bawah umur. Banyak dampak yang akan terjadi jika kita mengalami ujaran kebencian, mulai dari hilang nya rasa percaya diri, hilang nya rasa semangat dalam hidup, serta dapat membuat seseorang mengakhiri diri nya sendiri.

Ada juga dampak pada Kesehatan mental, seperti;

  • Stres dan Kecemasan: Menerima atau melihat komentar kebencian dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan seseorang. Hal ini dapat membuat orang merasa tidak aman dan terus-menerus waspada terhadap kemungkinan serangan verbal atau non-verbal lainnya.

  • Depresi: Paparan terus-menerus terhadap kebencian dapat memperburuk gejala depresi pada individu yang rentan. Komentar negatif bisa mengurangi harga diri dan merusak pandangan positif terhadap diri sendiri.

  •  Isolasi Sosial: Kebencian di media sosial dapat memicu perasaan terisolasi atau ditolak dari komunitas online atau bahkan offline. Ini bisa mengurangi dukungan sosial dan meningkatkan kesendirian.

  • Efek Psikologis Jangka Panjang: Komentar kebencian bisa meninggalkan bekas yang dalam pada kesehatan mental seseorang. Ini termasuk meningkatkan risiko gangguan stres pasca-trauma dan mengubah persepsi individu terhadap dunia dan hubungan sosial mereka.

Adapun seorang mengalami trolling, kondisi ini membuat seseorang di dunia digital merasa senang karna dapat memicu emosi korban dengan kesengajaan seperti, memicu reaksi negatif atau emosional dari orang lain dengan cara mengirimkan pesan provokatif, mengejek, atau mengganggu. Aktivitas trolling seringkali dilakukan tanpa tujuan yang jelas atau untuk menciptakan kekacauan semata. Trolling umumnya tidak memperhatikan konsekuensi dari tindakan atau kata-katanya. Orang yang melakukan trolling sering kali tidak peduli dengan perasaan atau dampak yang ditimbulkan pada orang lain.

Trolling sering kali dianggap sebagai perilaku yang tidak etis atau merugikan dalam komunitas online karena dapat menciptakan lingkungan yang tidak menyenangkan, memicu konflik, atau merusak pengalaman berinteraksi secara online. Oleh karena itu, mengenali perilaku trolling dan mengambil langkah-langkah untuk menghadapinya menjadi penting dalam menjaga kesehatan mental dan keamanan di dunia digital.

Pencegahan yang dapat kita lakukan dalam menebar kebencian yaitu dengan cara;

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun