[caption id="attachment_310889" align="aligncenter" width="504" caption="Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152075887305690&set=a.408541425689.183999.52807600689&type=1&theater"][/caption] "Akhi itu sedulur.. Kalo Akhi2 sedulur sedoyo.. Kalo Aki2 itu Grand Father monggo difahami." Demikian petikan yang dituangkan oleh salah satu follower di KBG. Dalam karikatur ini, "Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita jadi BUDAYA ARAB bukan untuk... AKU jadi ANA, SAMPEYAN jadi ANTUM, SEDELUR  jadi AKHI. Kita pertahankan milik kita, kita harus filtrasi ajarannya, tapi bukan budayanya.." ujar Alm Kiai Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Beda sekali dengan ustad yang satu ini, "http://felixsiauw.com/home/bahaya-sekulerisme-pluralisme-dan-liberalisme/" Sampai-sampai saya berdoa  "Ya Allah dekatkanlah kami kepada ustadz-ustadz seperti Gusdur, bukan seperti ini Ya Allah. Terimakasih sdh menghadirkan Gusdur ditengah2 bangsa kami Ya Allah Aamiin..." Sebagai seorang yang lahir di keluarga MULTI-KEYAKINAN, BESAR DI LINGKUNGAN MULTI BUDAYA dan KEYAKINAN, saya faham sekali maksud ungkapan Gusdur itu. Agama memang harusnya berada ditempatnya sendiri di hati kita. Ada hal2 yg memang cuma bisa kita yakini sendiri sementara tidak utuk orag lain. Sedangkan Negara harus menempatkan diri pada setiap hal yang berkaitan dengan keadilan sosial, kerakyatan, kemanusiaan, dan kemakmuran kepada rakyatnya. Munculnya paham pluralitas ini ada baiknya. Karena jika agama disanding dengan pikiran picik/sempit manusia dalam pemahamannya, inilah yang menjadi sebab munculnya kekerasan ats nama agama. Pengahancuran milik org lain ats nama tuhan. Anehhhhhh!!! Bagaimana menurut Akhi2? Ngomong-ngomong Ana mengucapkan, "selamat bersiap-siap merayakan hari Natal, kepada Akhi2 semua yang merayakan!" Indahnya persaudaraan. Salam hangat, Girivirya S. (Grahanyana and Team: Cellfood, MindTechnology and Educational Coach) Info SMS +62811-8200035 BB Pin 24E10C66
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H