Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rhoma Siap Pukul Balik Cak Imin!

3 Mei 2014   19:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: ri-for-ri.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="483" caption="(ilustrasi: ri-for-ri.com)"][/caption] Tidak tepat jika judul diatas menjadi peribahasa, 'Senjata makan tuan'. Karena toh PKB ala Muhaimin Iskandar miliki senjata pamungkas dan andalannya dalam Pilpres nanti. Apalagi kalau bukan dirinya sendiri. Cak Imin berambisi menjadi Cawapres Jokowi. Walau semakin kesini, semakin kabur kans Cak Imin sendiri mendampingi Jokowi. Dan Rhoma, sebagai 'Vote-getter PKB' saat ini hendak 'Makan tuan-nya', PKB ala Cak Imin. Kegusaran dan merasa selama ini di-PHP-in Cak Imin untuk jadi Capres PKB, Rhoma mulai 'agak frontal' dalam statement-nya di salah satu media.

"Ada pernyataan dari teman-teman PKB yang provokatif dan menyinggung perasaan teman-teman. Mereka berjuang tanpa mendapatkan imbalan apapun untuk membesarkan PKB. Saling menghormatilah," kata Rhoma di Jakarta, Jumat (2/5/2014).

"Kami imbau pada teman-teman PKB, tidak membuat statement provokatif," tegasnya. (berita: tribunnews.com)

Siapa yang sebenarnya mengeluarkan statement provokatif yang dimaksud Rhoma? Sampai-sampai menyinggung pihak relawan RIFORRI (Rhoma For Republik Indonesia) sebagai korban statement tersebut. Sebagai sebuah pola menginjak-injak kerja keras para relawan. Dan tentunya, hal ini membuat Rhoma gerama dan gerah. Merasa ditipu selama ini. Dan pula merasa perjuangan dirinya dan relawannya disia-sia begitu saja. Kiranya, Cak Iminlah yang mengeluarkan statement provokatif tersebut.

"Ya, sudah mengerucut (koalisi) dengan Pak Jokowi," ujar Muhaimin Iskandar usai mengikuti sidang paripurna di kantor Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta, Selasa (29/4/2014).

"Jadi prinsip koalisi yang dibangun Pak Jokowi dan PDIP ini sangat bagus. Tidak lagi mempertimbangkan bagi-bagi kekuasaan atau kursi. Dalam konteks itu sangat bagus dan saya mendukung," pungkas Muhaimin. (berita: indonesia-baru- liputan6.com)

Rhoma (dan relawannya) menganggap pernyataan ini provokatif. Sebuah pernyataan yang mencoba menggiring opini media, bahwa seakan tidak ada dukungan PKB ala Cak Imin kepada Rhoma. Lihat saja dalam statement Cak Imin diatas atau secara lengkap di link berita yang saya sertakan. Tidak sama sekali menyatakan dirinya akan menjadi Cawapres Jokowi. Ataupun mengangkat Jokowi menjadi Capres yang didukung PKB. Sehingga, statement Cak Imin ini tidak disebut definitif, namun provokatif. Kesalahpahaman yang ingin ditimbulkan dari pernyataan Cak Imin. Atau Cak Imin tidak ingin secara frontal menarik klaim Capres pada diri Rhoma. Adapun kesan, Cak Imin tidak ingin menyakiti perasaan Rhoma. Atau malah takut pada Rhoma dan RIFORRI karena ternyata dukungannya berpindah haluan. Namun pernyataan Cak Imin ini pun sempat menyulut salah faham dari relawan RIFORRI. Link beritanya di sini. Walau saya akui Cak Imin hebat (artikel saya Saya Akui PKB ala Cak Imin Hebat!) telah mendudukan PKB sebagai parpol Islam dengan suara pemilih yang naik. Namun dalam artikel saya tadi, sempat saya singgung kalau Cak Imin memelihara 'tiga macan'. Ketiga macan ini semua dijanjikan menjadi Capres dari PKB, diantaranya, Rhoma Irama, Mahfud MD, dan Jusuf Kalla. Dan kini salah satunya, Rhoma Irama hendak memukul balik Cak Imin. Semua terjawab pada 9 Mei nanti, saat Jokowi mengungkap siapa Cawapresnya. Semua tokoh prakiraan publik sudah seperti mengerucut pada satu nama. Dan apakah itu Cak Imin? Kita tunggu saja. Salam, Solo 03 Mei 2014 12:50 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun