Ada apa dengan spasi? Kini, frasa tanpa spasi pun bisa menjadi trending? Kenapa dengan spasinya?
Saat pembaca banyak terbuai dengan semesta makna dalam diksi. Coba perhatikan spasinya yang teronggok di jarak antar diksi itu. Perhatikan. Hati-hati kamu bisa terkceoh dengan makna kata yang penulis pilih kawan. Kata adalah kosmetika dari perasaan.
Mungkin akan menjadi rancu saat saya katakan makna yang terlihat dari kata adalah penghias semata. Saat kita kira lirik lagu picisan, atau novel roman yang mengundang tangis memiliki diksi yang menggetarkan. Percayalah kawan, spasi itu mungkin akan mengungkap sejatinya puisi dan prosa itu.
Saat kamu terlena dengan diksi, kamu sudah terpenjara dalam kata kawan. Tiada yang lebih membuatku gundah saat mata berlinang dengan cerita cengeng. Atau merasa hidup kembali saat membaca kalimat motivasi sang motivator. Ada semesta yang lebih hebat dari kata-kata yang penulis pisahkan dalam kalimat itu kawan.
Sebuah semesta yang begitu apik dibuat samar oleh sang pujangga. Sekaligus menjadi topeng pemenjara rasa dan karsa pada tautan kosakata semata. Jika kata kau anggap semesta makna. Maka jarak antar kata adalah semesta rasa sang pujangga.
Masih belum percaya jika kamu harus perhatikan spasinya kawan? Masih tersesat dengan tamsilan diatas tadi kawan?
Agar kamu mengerti, begini saja kawan. Di bawah akan saya tuliskan tiga kata yang sangat terkenal di dunia.
'Aku cinta dirimu'
Pemilihan kata yang menjadi pamungkas dari rasa perduli dan sayang. Sebuah pembuktian dari pengorbanan dan perjalanan antar sepasang manusia mencari cinta. Rasa hati akan berbunga bagi yang dicintai dan mencintai saat mendengar kalimat ini bukan?
Namun apakah kamu tahu ada yang lebih dalam maknanya dari tiap spasi diantara ke tiga kata tadi. Menulisnya atau mengucapnya sangat mudah kawan. Namun apa kamu tahu apa yang tersirat dari tiap spasinya kawan?
Saat seseorang menulis 'Aku cinta dirimu' banyak tautan tanda-petanda dalam fikiran kita kawan.