Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Nongol di KompasianaTV, Ngeri-Ngeri Sedap

22 Januari 2015   19:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:36 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: blog.kompasiana.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="462" caption="(ilustrasi: blog.kompasiana.com)"][/caption] Selasa (20-01-2015) malam sekitar pukul 9 kurang saya mendapat telepon dengan nomor kode daerah Jakarta, 021. Saya angkat, ragu-ragu. Karena mungkin yang telpon bapak yang kebetulan berkantor di Jakarta. Saya angkat panggilan telepon ini. Ternyata yang menelpon adalah Admin Kompasiana, saya lupa namanya. Ia meminta saya menjadi panelis di acara KompasianaTV. Dan sebagai narasumber adalah Menaker, Hanif Dhakiri. Telpon singkat yang membuat mengawang-awang. Saya jadi panelis di acara KompasianaTV. Harus membahas tentang Permenaker pula? Saya langsung browsing ria di Google dan mencari semua soal Permenaker. Jujur, saya tidak banyak tahu soal Ketenagakerjaan. Namun saya mengikuti berita soal blusukan pak Menaker. Beliau juga menindak Lembaga Penyalur PRT yang nakal. Atau yang terbaru, kasus KTKLN di Kuala Namun yang masih 'subur' di tingkat bawah birokrasi. Dulu saya sempat membahas soal 9 juta suara BMI (Buruh Migran Indonesia) yang hilang saat Pemilu 2014 lalu (artikel saya di sini). Namun, saya masih butuh banyak tahu soal Permenaker 02 ini baru terbit awal tahun ini. Mencari literatur Permenakernya saja saya cukup kebingungan. Melek sampai hampir pukul 1 malam. Alhamdullilah, jadilah artikel ini yang sempat di-HL-kan admin pula saat pagi hari (artikel saya di sini). Uji Coba Live Streaming Google Hangout Mas Alfi, salah seorang Admin Kompasiana menghubungi saya via SMS. Karena telepon malam sebelumnya janjian untuk uji coba koneksi Google Hangout. Walau tahu aplikasi Hangout, saya sama sekali belum pernah menggunakannya. Namun dengan kesabaran, mas Alfi membimbing saya. Dan juga, karena saya harus disambi pekerjaan di kampus, mas Alfi juga menunggu cukup lama. Kesabaran mas Alfi memang luar biasa. Dan akhirnya saya bisa uji coba live streaming. Dan pukul 5 sore, semua panelis akan berkumpul secara conference di Hangout. Walau saya belum tahu siapa saja yang hadir. Jam 5 saya buka email dan mendapatkan link Google Hangout untuk live siaran nanti malam pukul 7. Grogi mulai menggelayuti fikiran. Deg-degan mulai muncul, walau cuma sekadar uji coba conference dengan Hangout. Ternyata yang ikut conference panelisnya adalah Kompasianer hebat. Seperti ibu Gaganawati dari Jerman. Ibu Rohkmah, mba Ulan dari Korsel, mba Anazkia dari Jakarta. Dan satu aktivis penggiat buruh, mba Melanie Subono. Dan, saya satu-satunya lelaki diantara ibu-ibu panelis. Satu jam sebelum on-air kami diberikan waktu istirahat. Setelah sebelumnya kami dicek sound dan koneksi. Para admin sibuk mondar-mandir di studio dan Hangout. Lucunya, bisik-bisik mereka kadang tidak sengaja terdengar di headset kami. Mulai dari bertanya saya yang kebetulan dosen dan ada yang nyeletuk, bilang masih muda. Ada juga obrolan kami para panelis. Saya sempat menyapa bu Gana di Jerman. Seru-seruan obrolan gaya ibu-ibu pun ramai sebelum on-air. Karena saya lelaki sendiri, jadi agak minder juga. Namanya ibu-ibu kalau sudah ngobrol ya bapak-bapak menyingkir. Siap On-Air dan Sibuknya Angkat HP [caption id="" align="aligncenter" width="485" caption="(KompasianaTV 21 Januari 2015 On-Air - screenshot: youtube.com)"][/caption] Seusai menunaikan solat magrib di masjid kampus, saya kembali ke lokasi 'shooting'. Karena Admin meminta lokasi dengan koneksi yang stabil. Saya pun memutuskan untuk live streaming di kampus. Karena dengan modem di rumah tentunya tidak stabil koneksinya. Kebetulan juga, mungkin putri kecil saya akan juga numpang eksis kalau saya di rumah. Rasa penasarannya mungkin akan bikin heboh saat saya live streaming. Walau sendirian di kampus, saya sempat ijin ke Satpam. Kalau Lab Bahasa saya gunakan sampai malam pukul 8. Jadi setidaknya yang tahu saya ada di Lab. [caption id="" align="aligncenter" width="481" caption="(Presenter KompasianaTV Cindy Sistyarani - screenshot: youtube.com)"][/caption] Menjelang detik-detik on-air, pesan singkat dan telepon menyerbu HP saya. Dari teman dan mahasiswa yang mengucap selamat. Sampai orangtua dirumah yang juga memberikan support. Pokoknya, sudah berasa artis pada saat itu. Padahal eksis saya hanya beberapa menit di layar TV. Tapi sudah berasa seorang orator yang hendak berpidato super hebat. Dan, ini malah membuat saya semakin grogi. Maklum, baru pertama tampil di televisi siaran nasional. Takut salah-salah ucap dan gerak, malah bikin heboh. Belum lagi menghafal pertanyaan buat pak Mentri. Walau sudah hafal, ternyata ketika on-air, juga sempat blank semua yang saya cari. Live streaming Hangout sudah on-air, para panelis diam dan wajah-wajah tegang muncul. Apalagi saya yang coba menampilkan wajah santai. Tapi kok ya susah ternyata. Pokoknya sealami mungkin ekspresi wajah saya buat. Walau hati deg-deg plas dan fikiran mulai nge-blank. KompasianaTV pun mengudara, sang presenter  cantik mba pun Cindy Sistyarani memberikan senyum dan sapaan untuk pemirsa di rumah. Panelis pun disapa, dan saya yang pertama kali. Dan, seperti sudah menjadi 'kutukan' nama belakang saya Lumakto pasti salah ucap. Mba Cindy mengucap berbeda beberapa kali. Dari mulai Lukmanto sampai Lukmato. Tapi tidak apa-apalah, yang penting wajah tidak keliatan grosi. Walau hati dag-dig-dug bukan main (artikel tentang nama saya, di sini) [caption id="" align="aligncenter" width="487" caption="(Wajah Santai Bercampur Tegang - screenshot: youtube.com)"][/caption] Sesi tanya jawab dan curhat pun bergulir. Mulai dari mba Melanie sampai ibu Gana, ibu Muthiah diberikan kesempatan bertanya. Dan saat hendak giliran saya, segmen dipotong dan saya mendaat giliran segmen kedua. Haduh, malah bikin hati deg-degan. Menuggu sekitar 2 menit, KompasianaTV hadir kembali, Dan giliran saya mengajukan pertanyaan. Dan syukur, walau sempat grogi pertanyaan dan sedikit penjelasan saya menngalir. Saya sendiri pokoknya bertanya dan seefektif mungkin. Karena Admin berpesan agar pertanyaan singkat dan efektif. Karena durasi waktu juga tidak begitu lama untuk meeberi pertanyaan. Setengah jam berlalu, kami para panelis mulai enjoy dan mengikuti arus diskusi. Apalagi mba Ulan dari Korsel yang sepat salah ucap nama panjang mba Melanie. Yang harusnya Subono, malah menjadi Subandono. Mungkin mba Ulan teringat artis sinetron Alissa Subandono. Di layar chat Hangout pun, mba Melanie ketik Subonoooooo, sambil memberi emot senyum. Chat kami lakukan saat jeda iklan. Dan Admin pun memberi aba-aba melalui chat di Hangout. Dan saat iklan ini sendau gurau pak Mentri dan mba terdengar panelis. Ternyata pak Mentri Hanif dan mba sama-sama pernah tinggal di Salatiga. Dan dengan logat Jawa dan santai pak Mentri dan mba berceloteh ria. Kami para panelis hanya senyam-senyum saja di layar. Ngeri-Ngeri Sedap di KompasianaTV KompasianaTV hampir usai. Tiap panelis sudah mendapat 'jatahnya' berbicara via live streaming. Hati saya senang sekali waktu itu. Mendengar banyak pengalaman pak Mentri soal Ketenagakerjaan. Atau pengalaman mba Melanie, mba Ulan, mba Anzakia yang juga memberi informasi aktual. Pengalaman yang tidak mungkin terlupakan. Bagaimana rumitnya menjelang acara acara live streaming. Dan juga sibuknya para crew KompasTV menyiapkan acara KompasianaTV. Karena sebelum acara on-air, kami panelis bisa melihat hilir-mudik crew KompasTV di studio. Betapa hebat kerja dan karya mereka menayangkan acara KompasianaTV. [caption id="" align="aligncenter" width="519" caption="(KompasianaTV Opening Scene - screenshot: youtube.com)"][/caption] Terakhir, saya banyak mengucapkan terima kasih untuk Admin Kompasiana yang mengundang saya menjadi panelis di KompasianaTV. Entah apa yang Admin lihat dari saya soal Ketenagakerjaan. Karena mungkin ada Kompasianer lain yang lebih hebat dan memang ahli di bidang ini. Saya hanya tahu permukaannya saja. Saat mba Melanie bilang kasus Ketenagakerjaan yang dilaporkan hampir setiap hari kepadanya. Atau pak Mentri yang malah tiap jam mendapat laporan. Saya, mungkin seusuai arah berita saja. Dan sedikit yang saya tahu, semoga bisa bermanfaat untuk orang lain. Semoga saya pun bisa berkesempatan hadir lagi. Di hal yang saya tahu dan fahami. Karena ternyata, nongol di KompasianaTV ittu ngeri-ngeri sedap. Bikin deg-degan awalnya. Tapi kalau merasakan sekali, jadi ketagihan. Hehehe :-) Salam, Solo, 22 Januari 2015 12:02 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun