[caption id="attachment_402937" align="aligncenter" width="300" caption="(ilustrasi: www.redorbit.com)"][/caption]
Sebuah keniscayaan jika dunia akan semakin terhubung dengan teknologi. Semakin pendek pula dan semakin cepat interkoneksi antarindividu, daerah, negara, sampai benua. Dimulai dengan teknologi telepon yang dikembangkan tahun 1916, pada abad 21 ini kita sudah sampai pada masa 4G atau LTE. Diramalkan, 5 tahun ke depan seiring besarnya arus data pada tiap gadget, PC, sampai jaringan data korporasi jaringan 4G akan semakin overload. Maka, jaringan 5G adalah jawaban tantangan pesatnya permintaan jaringan internet saat ini. 5G digadang dapat menampung sampai 1.000 triliun perangkat terkoneksi internet. Hal ini berarti, masing-masing orang dapat mengoneksi 1.000 perangkat yang mereka punya, sebelum jaringan 5G overload.
Dengan kecepatan yang beragam, dari sejak tahun 1990-an jaringan berubah dari waktu ke waktu. Seolah menjadi penegas, jika semakin dunia terhubung semakin besar dan padat pula koneksi yang diperlukan. Dan hal ini tidak dapat terbantahkan 5 sampai 10 tahun ke depan. Dimulai dengan jaringan GPRS, EDGE (2G), EDGE2 (3G), HSPA/HSDPA (H), dan yang terakhir 4G (LTE), tiap jaringan memiliki batas data yang bisa ditanggung. Seberapa cepat data bergerak, maka semakin besar pula jaringan yang diperlukan. 4G untuk saat ini masih dalam tahap pengembangan. Karena belum semua perangkat memiliki kelengkapan mengolah kecepatan data ini. (Baca artikel saya: Memahami Sinyal G, E, 3G, 4G, (5G), Mana Yang Paling Cepat?)
Kemampuan 5G, Lebih Dari Sekadar Internet
Kemampuan 5G yang diramalkan oleh negara seperti Uni Eropa akan sangat bermanfaat. Bukan hanya sekadar jaringan internet cepat, bahkan sampai mengubah kultur dan pelayanan publik yang ada. Dalam sebuah artikel dalam majalah Research*eu Focus, menegaskan hal tersebut.
"The impact of 5G will extend well beyond telecommunications: by connecting people, machines and things on a massive scale, it will facilitate the delivery of personalized healthcare and support an aging society, it will help optimize transports and logistics, it will enhance access to culture and education for all, and it may virtually revolutionize public services."
Saat jaringan 1 G (GPRS) bisa menghubungkan handphone kuno yang berat itu. Atau jaringan 2G (EDGE) yang menghubungkan handphone semua orang yang memilikinya. Begitu pun jaringan 3G (HSPA) mampu memberi label smart pada handphone kita. Dan yang teranyar, 4G (LTE) mampu mengkoneksi mulai dari smartphone sampai televisi yang kita punya. Maka jaringan 5G akan melakukan lebih dari jaringan sebelumnya. 5G akan mampu mengendalikan dan mengatur semua, mulai dari mobil, rumah sakit, sarana umum, dan tentu smartphone. Dan hal ini yang mulai nampak pertandanya saat ini.
Mulai dari smartwatch, konsole game, kacamata virtual, sampai pada mobil dan bus autopilot sudah mulai ada dan dikembangkan. Maka, akan lebih pesat perkembangan mencoba menjawab tantangan 5G. Produsen dan mogul teknologi seperti Google, Apple, Samsung, dan Huawei sudah berancang-ancang menyambut era 5G ini. Saat semua perangkat teknologi yang ada mampu memutar film 4K atau dengan kamera analog belakang dan depan. Di era 5G, bisa saja smartphone kita memutar film 8K, memproyeksikan holographic virtual, dan men-download ber-giga byte data cuma dalam hitungan detik. Dan era 5G ini, diramalkan akan pesat dan digunakan setidaknya pada tahun 2020. Sudah siapkah kita?
Referensi: Research*eu Focus Magazine | time.com
Salam,
Tangerang, 14 Maret 2015