Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Lewat Twitter, Bisa

27 November 2014   07:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:44 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: colourmedia.co.uk)

[caption id="" align="aligncenter" width="486" caption="(ilustrasi: colourmedia.co.uk)"][/caption] Sebagai mahasiswa, yang dibutuhkan bukan lagi kesiapan menyerap ilmu yang ditekuninya. Namun, menguatkan dan memupuk motivasi dan semangat untuk selalu konsisten dalam kuliahnya. Sebagai seorang dosen, banyak saya lihat fenomena mahasiswa yang malas, bukan karena tidak siap secara kognitif. Namun lemah dan letih karena mood atau tidak termotivasi untuk memahami pelajaran. Akibatnya, banyak mahasiswa menjadi malas dan kadang sampai membolos kuliah. Kurangnya motivasi untuk terpacu belajar, membuat mahasiswa yang bahkan pintar bisa terseok-seok kuliahnya. Ada cara saya untuk selalu memotivasi mahasiswa saya untuk terus semangat kuliah. Karena saya lihat banyak sekali mahasiswa memiliki akun Twitter. Tahun 2012, saya dan Kepala Prodi membuat akun Twitter Prodi kami. Kebetulan saya ditunjuk menjadi Admin dari akun Twitter Prodi tempat saya mengajar. Karena saya yakin, dalam satu hari mahasiswa pasti membuka akun Twitter-nya. Dan pasti ingin mengetahui semua info tentang kampus dan Program studinya. Twitter adalah saran tercepat dan teraktual untuk menyampaikan informasi Prodi kami. Sekaligus, akun ini bertujuan terus memompa semangat mahasiswa untuk belajar. Bagaimana caranya? [caption id="" align="aligncenter" width="476" caption="(Akun Twitter Prodi - screenshot dok.pri)"][/caption] Prodi tempat saya mengajar kebetulan adalah Pendidikan Bahasa Inggris. Paparan atau exposure untuk bahasa Inggris tentunya hal positif untuk mahasiswa. Dan dengan akun Twitter kami, mahasiswa pun kami pacu motivasi dan semangatnya dalam berbahasa Inggris. Tweet banyak dan hampir semua kami post dalam bahasa Inggris. Yang kami anggap paling penting adalah quote atau kata-kata motivasi berbahasa Inggris. Kalimat motivasi ini berasal dari orang-orang terkenal di dunia Barat. Kadang kami selipkan pula gambar tokoh beserta kata-kata bijaknya. Semua agar mahasiswa kami termotivasi, sekaligus belajar bahasa Inggris. Juga, dapat menambah kosakata (vocabulary) bahasa Inggris.

Tentunya, bukan saja ranah vocabulary yang kami inginkan. Saya sebagai Admin dan beberapa dosen juga ingin mereka lebih memahami tata bahasa (grammar) bahasa Inggris. Mengingat sebagai akademisi, mahasiswa harus mampu menggunakan grammar dengan baik dan tepat. Dalam akun Twitter Prodi, kami juga buat pertanyaan grammar dengan format pilihan ganda. Walau dalam 140 karakter, kami buat seringkas dan semenarik mungkin. Dan, banyak juga mahasiswa yang mau dan benar menjawab pertanyaan tentang grammar. Di kala senggang pun, mahasiswa bisa belajar jika melihat dan menjawab tweet soal grammar di Timeline kami.

Tidak sekadar motivational tweet dan grammar tweet saya pun menyempatkan untuk membuat soal yang agak banyak. Untuk kemudian saya tweet di Twitter Prodi kami. Tidak serupa grammar tweet, tapi lima puluh soal grammar yang bisa dikerjakan secara online. Caranya? Mudah. Saya gunakan fasilitas Form dari Google Drive. Dengan fasilitas Form Google Drive ini, saya membuat soal grammar yang lebih banyak. Fasilitas ini serupa quiz singkat, namun secara online dengan interface yang cukup menarik. Biasanya saya buat 40-50 soal, lalu link quiz dalam fasilitas Form saya tweet. Feedback atau jawaban, biasanya saya email setelah mahasiswa menjawab soal.

Tentu, dalam mengatur semua tweet secara online membutuhkan upaya dan sarana yang memadai. Stabilitas internet untuk menyusun pertanyaan. Juga kencang dan baiknya koneksi jaringan internet, penentu media belajar melalui Twitter ini. Kadang, upaya sudah maksimal namun saya mendapatkan koneksi yang tidak baik. Merespon jawaban mahasiswa. Mengucap terima kasih untuk me-retweet. Atau memberi feedback pada quiz yang suda dibuat membutuhkan koneksi stabil dan layanan internet yang tidak terbatas. Juga, dilakukan dimana saja dan kapan saja. Andai, saya bisa mendapatkan layanan unlimited selama 1 tahun tentunya ini akan sangat membantu. Tanpa khawatir berbatas tanggal dan kuota, saya dan Prodi dapat dengan baik memberi feedback dan merespon mahasiswa untuk belajar. Produktifitas sebagai Admin pun bisa meningkat. Baik untuk memberi tweet motivasi, menyusun soal grammar pendek, atau quiz yang cukup padat. Semakin sering mahasiswa terpapar pada bahasa Inggris, saya yakin mereka akan terus termotivasi dan semangat untuk belajar. Dengan sarana Twitter pun, belajar bahasa Inggris menjadi lebih menyenangkan. Mahasiswa pun, bisa belajar kapan saja dan dimana saja. Salam, Solo, 26 November 2014 12:00 am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun