Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Lebaran Itu Tidak Sekadar...

28 Juli 2014   07:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:00 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: suhaibwebb.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="432" caption="(ilustrasi: suhaibwebb.com)"][/caption] Lebaran selalu saja ditunggu. Lebaran itu tidak sekadar berkumpull bersama dan saling maaf-maafan. Atau sungkem dengan orang yang lebih tua. Entah itu orangtua kita, paman-bibi, kakek-nenek dan orang yang dituakan. Atau membagi-bagi angpao ala Lebaran kepada keponakan. Makna Lebaran jauh lebih dalam dari itu semua. Lebaran bisa menjadi momen berharga dan tidak dilupakan bersama. Entah itu dengan anggota keluarga. Ataupun handai taulan, sanak kerabat, atau teman sejawat. Lebaran memiliki makna tersendiri bagi yang merayakan. 1. Lebaran, mengistirahatkan kepenatan hati Penat hati yang sudah cukup terakumulasi padat sebelum Lebaran, dilebur bersama. Kebersamaan yang bersambut kehangatan tegur sapa dan keakraban anggota keluarga, mengistirahatkan penatnya hati. Penat yang muncul dari bulan bahkan tahun sebelum kebersamaan Lebaran itu hadir. Lebaran pula yang melesapkan lelahnya mudik. Mudik dengan segala perjuangan dan lika-likunya, pupus saat Lebaran. Semua jerih payah mudik terobati dengan hangatnya maaf dan senyum tulus saling memaafkan. Penat pun berganti suka cita. Lelah pun terobati dengan kebersamaan hangat keluarga. 2. Lebaran, warisan yang diwariskan Sadarkah kita, bahwa sejatinya tradisi Lebaran ini diwariskan dari orangtua kita. Kita yang dahulu sewaktu kecil menyaksikan orangtua, paman-bibi, saudara dan kerabat saling bermaafan dan sungkem, telah merasuk dalam fikir kita. Lebaran adalah warisan tradisi keluarga yang sengaja ditanamkan orang-orang tua kita terdahulu. Diturunkan tanpa paksaan. Dicontohkan tanpa ada kepentingan. Tradisi maaf-maafan dan sungkeman mengalir indah dala fikir kita sewaktu kecil. Dan saat ini, tradisi itu tanpa ada paksaan dan kepentingan, kita wariskan ke putra-putri kita sendiri. Biarkan mereka saksikan dan rasakan bahwa keluarga dalam Lebaran adalah satu. 3. Lebaran, saling menguatkan dan mengingatkan Lebaran pun memiliki makna menguatkan dan mengingatkan. Menguatkan diri kita sendiri, bahwa kita masih memiliki keluarga yang satu dan utuh. Walau kakek-nenek sudah tiada. Walau yang dituakan sudah lebih dahulu meninggalkan kita. Ada adik ipar yang menjadi anggota baru keluarga. Ada keponakan yang baru 6 bulan umurnya. Atau ada anak angkat orangtua kita yang turut ber-Lebaran bersama. Semakin kita sadar dan fahami, keluarga akan saling mengingatkan kita semua. Baik mendoakan mereka yang telah tiada. Ataupun saling mengingatkan dalam kebaikan dan keburukan. Jika ada kebaikan maka pertahankan. Jika ada keburukan, maka keluarga inilah yang akan selalu mengingatkan. Dan, setiap Lebaran bersama keluarga, penat hati akan selalu terobati, warisan ini kita warisi dan jaga, serta saling menasehati dan menguatkan. Bahwasanya, keluarga ini akan tetap menjadi katarsis akhir penatnya hidup. Menjadi warisan yang tidak ternilai dengan tradisi Lebaran yang kita warisi. Dan menjadi penguat dan pengingat, betapa dalam hidup kita akan melakukan khilaf dan silap. Selamat ber-Lebaran 1435 H. Saya sekeluarga menghaturkan maaf pada Keluarga Besar Kompasiana dan Kompasioner. Semoga Tuhan selalu memberikan curahan kasih dan sayang kepada kita semua. Salam, Wonogiri, 28 Juli 2014 12:20 am

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun