Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kenapa Motor Honda Laku di Jateng? (Telaah Bahasa)

4 November 2013   08:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:37 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(photo: oto.detik.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="(photo: oto.detik.com)"][/caption] Layaknya wilayah lainnya di Nusantara, Jawa Tengah juga tengah dipadati motor matik. Dan pada persaingan roda di Jawa Tengah kali ini, Honda masih unggul dibandingkan dengan pabrikan lainnya. Periode Januari hingga Oktober 2013 pasar roda dua di Jawa Tengah mencapai 596.500 unit motor. Honda memiliki market share hingga 75 persen. Hal ini langsung disampaikan oleh Marketing Regional Head PT Astra International Tbk-HSO Semarang(AI-HSO Semarang), Sukamto Margono, di Tegal. (berita: oto.detik.com) Pertanyaan yang umum ditemui semisal, "Kenapa harus Honda yang paling laku di Jawa Tengah?" Jawabannya akan saya telaah secara prinsip kebahasaan. Mungkin mereka yang lahir di Jawa Tengah atau sudah lama tinggal disana, tidak heran dengan sebutan Honda. Sebutan yang bersifat pars pro toto. Istilah Latin untuk menunjukkan bahwa sebagian mewakili keseluruhan. Ataupun dari segi bahasa disebut istilah hypernim. Kata yang bisa mewakili kelompok dari kata tersebut. Masih bingung? Saya jelaskan sedikit. Honda Adalah Pars Pro Toto Pars pro toto adalah sebuah majas yang digunakan sebagian unsur/objek untuk menunjukkan keseluruhan objek. Contoh: "Sudah ditunggu hingga satu jam lamanya tetapi ia tidak nampak batang hidungnya." Di sini 'batang hidung' disebutkan (sebagai anggota tubuh) sebagai kata ganti untuk menyebut seseorang (secara keseluruhan anggota tubuhnya lainnya) (referensi: id.wikipedia.org) Sebutan Honda dalam fenomena bahasa lingkup sosial lalu menjadi sebuah sebutan untuk mewakili keseluruhan merek motor yang ada di Indonesia. Dalam lingkup sosial di Jawa Tengah secara khusus, sebutan Honda dapat berarti kendaraan roda dua bermotor, atau motor itu sendiri. Jadi apapun motornya, tetap disebut Honda. Honda Adalah Hipernim Hipernim (superordinate term) adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedang hipomin adalah kata atau istilah yang lebih spesifik. Contoh:

  • Hipernim : Hantu
  • Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak, pastur buntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain. (referensi: organisasi.org)

Sehingga, kata Honda sendiri juga merupakan hipernim dari semua merek motor yang ada. Merek-merek motor seperti Yamaha, Suzuki, atau Pulsar adalah subordinat atau hiponim dari kata Honda. Honda merepresentasi semua imaji motor atau kendaraan roda dua yang beredar di Jawa Tengah. Jadi Apa Perbedaan Keduanya? Dari kedua analisa dari sudut Pars Pro Toto dan Hipernim diatas, dapat ditelaah segi perbedaan dari keduanya. Walau secara umum terlihat serupa, tapi tak sama. Pars pro toto adalah sebuah fenomena kebahasaan sosial, yaitu istilah HOnda lebih merepresentasikan imaji atau petanda dalam tiap pemahaman akan bahasa. Dalam istilah linguistik hal ini disebut langue, atau kepahaman bahasa dari tiap penutur bahasa itu sendiri. Secara spesifik, Honda merepresentasi petanda semua jenis motor di kepala para penutur di Jawa Tengah. Hal ini mungkin terjadi untuk semua kakek-nenek yang memang terlahir di Jawa Tengah sendiri. Jadi mereka tidak bisa merepresentasikan merek lain selain Honda dalam pemahaman bahasa mereka. Sedang, hipernim adalah fenomena kebahasaan semata. Ini adala sebuah pemahaman leksikal. Honda adalah representasi tertulis atau leksikal dalam pemahaman orang Jawa Tengah. Jika dianalogikan, orang yang berasal dari luar Jawa Tengah akan tidak menerima istilah Honda untuk menjadi hipernim semua merek motor. Atau menerima kata kuntilanak menjadi istilah untuk semua hantu. Jadi hipernim untuk Honda adalah pemahaman kebahasaan. Sehingga pendatang atau yang akan tinggal di Jawa Tengah bisa memaklumi (taken for granted) istilah ini. Seperti saya. Adapun istilah lain yang merepresentasi pers-pro-toto dan hipernim ini adalah kata Sanyo (merek mesin pompa air) untuk mewakili semua merek pompa air yang ada. Artikel kebahasaan lain dari saya:

  1. Monyet Dirazia? Say What?
  2. Menggugat Kata Pentil (Istilah Cabut Pentil)
  3. Kasihan Si "K"

Salam, Solo, 04 November 2013 08:50 am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun