Prolog
Prabu Kresna datang jauh-jauh dari Dwarawati bersama pasukannya menuju Hastinapura untuk meminta satu hal. Ia meminta Duryudana menyerahkan hak Pandawa atas sebagian tanah Hastinapura. Hukuman diasingkan pun sudah dijalankan para Pandawa. Resi Bisma pun meminta sang raja Duryudana untuk menyerahkan hak Pandawa. Namun keculasan Duryudana untuk menguasai Hastinapura tidak surut. Para tetua yang hadir bersama Durjudana pun terdiam dibawah keangkuhan Durjudana. Prabu Kresna kecewa mendapati hal ini. Ditambah, pasukan Dwarawati malah tiba-tiba sudah dikepung pasukan Kurawa.Â
Prabu Kresna dengan amarah yang semakin memuncak menuju ke halaman istana Hastinapura. Disanalah ia bertiwikrama menjadi raksasa Brahala Sewu. Raksasa yang bisa menggetarkan Jongring Saloka. Ia pun bisa menelan gunung. Para Kurawa dibuat ketakutan setengah mati dengan tiwikrama Kresna. Sebian Hastinapura luluh lantak diamuk Brahala Sewu. Sehingga para dewa turun dari kahyangan guna membujuk Kresna untuk menghentikan aksinya. Mereka meminta Kresna membiarkan Pandawa menyelesaikan masalahnya sendiri dengan Kurawa.
Tanda-Petanda yang Bermain
Gaung aksi 4 November nanti pun sudah menggetarkan panglima TNI. Mereka sudah siap menantang bagi siapapun yang mencoba memecah belah NKRI. Walau tersirat, namun pidato Panglima TNI menyiratkan dengan halus maksudnya.Â
Setali tiga uang, demo 4 November nanti pun secara makna 'surface' meminta cagub petahana diadili. Namun tujuan 'deep meaning' atau yang terlipat dalam tiap hati penggerak. penyantun dan penggagas demo bisa dicercap dengan akal sehat. Selain menggagalkan petahana untuk bisa melanjutkan kampanyenya, karena terseret kasus hukum. Ada pula aroma dendam berurat menjatuhkan pemerintahan yang sah.Â
Baik, mari kita tidak banyak bahas unsur politis dan kepentingan yang ada. Silahkan cari sendiri referensi yang membahas dalam kanal yang ada di Kompasiana. Saya hanya ingin membaca tanda-petanda yang hadir di demo besar 4 November nanti. Sebuah fenomena yang apik. Tragedi yang akan coba saya kaitkan dengan lakon wayang Kresna Tiwikrama.
Seperti dalam prolog diatas, prabu Kresna berubah menjadi raksasa menakutkan. Sebabnya karena ia merasa dihianati dan dibohongi oleh Duryudana. Belum lagi atas serangan mendadak pada pasukannya yang diluar dugaan. Kebencian prabu Kresna begitu memuncak, sampai ia berubah menjadi raksasa Brahala Sewu.Â
Apa tanda-petanda yang bisa kita analogikan ke demo 4 November nanti. Mari kita elaborasi satu persatu. Analogi yang coba saya jabarkan bisa bersifat tentatif.Â
Kebencian Kresna = Kebencian beberapa golongan umat
Saya tidak bisa mengeneralisir kebencian beberapa golongan umat dengan demo 4 November nanti. Karena toh ada golongan yang masih mau berdiskusi. Kebencian ini dipicu ucapan cagub petahana yang dipelintir. Menurut golongan yang benci ini, ia telah menghina bukan saja kitab suci, tapi agama dan umatnya. Maka ia perlu diperangi. Demo yang sudah lalu mampu menggetarkan karena ribuan orang datang. Dan 4 November nanti menjadi demo pamungkas. Tidak hanya di Jakarta, namun di beberapa daerah. Tiwikrama kebencian bisa terlihat disini.