Ini sebuah bentuk keprihatinan sekaligus kepedulian saya untuk Kompasiana. Lima tahun bukan umur yang muda bagi Kompasiana. Sorotan lokal maupun internasional sudah ada pada Kompasiana. Semua artikel berbahasa Indonesia semua sudah difasilitasi sesuai jenis artikelnya. Dalam hal ini, ada artikel yang berbentuk Opini, Reportase dan English.
Entah apa yang menjadi pemahaman admin untuk mengkategorikan English sebagai 'jenis' artikel khusus. Walau secara isi artikelnya bisa saja opini ataupun reportase. Namun opsi 'English' sebelum Kompasianer menerbitkan artikel mereka adalah bukti nyata keseriusan Kompasiana menyentuh sisi internasional dunia citizen jurnalism.
Namun, sayang seribu kali sayang. Kanal atau channel English yang berada tepat di Home (Beranda) Kompasiana tepat dipojok kanan bawah saat ini seolah mengalami mati suri. Ia diantara garis death or life, berada diantara garis hidup atau mati. Ia ada dan eksis, tapi kehidupan yang nampak tidak ada alias hampa. Banyak Kompasianer yang menulis dalam bahasa Inggris, namun index (isi) kanal ketika dikunjungi tidak bisa terlihat. Berikut screenshot yang saya 'abadikan' agar admin atau Anda Kompasianer semua tahu.
[caption id="attachment_305013" align="aligncenter" width="439" caption="(screenshot: Kanal English Kompasiana, 28/04/2014)"][/caption]
Yang selalu terlihat pada kanal-kanal per-ranah tulisan di bagian bawah Home, Kompasiana akan selalu ter-update. Semua yang pernah nangkring di bagian Headline (HL) Kompasiana akan berkibar sebagai Highlight di tiap ranah kanal. Mulai dari ranah politik sampai New Media, semua artikel baru pun akan muncul. Judul, penulis serta waktu publish artikel akan selalu muncul. Dan tentunya yang terbaru dan ter-gress dari para penulis hebat. Yang saya yakin mumpuni di ranah artikel yang mereka tulis. Namun tidak dengan kanal English Kompasiana. Lihat screeshot diatas.
Namun tidak dengan kanal English. Yang menjadi artikel Highlight di kanal ini  agak aneh. Kalau Anda klik link Highlight artikel tersebut yang muncul adalah artikel dengan penulisnya yang bukanlah Jaja Miharja. Namun Kompasianer muda bernama Amri Mahardika Dimasanti, dengan judul artikel sesuai apa yang tertulis. Anehnya pula, waktu publish artikel mas Amri yang selalu 8 jam lalu. Faktanya, artikel ini di-publish 07 Desember 2013. Cek artikel di sini.
Yang juga membuat saya menkonklusikan kanal English Kompasiana sedang mati suri pula adalah index (isi) kanalnya yang juga 'miris'. Kenapa miris, karena tidak sama sekali index kanal English ter-update. Yang ada dalam kanal English, ketika Anda meng-klik index adalah artikel yang terbit cukup lawas. Pada screenshot tanggal 28 April 2014 dibawah, bisa dilihat artikel yang ter-index muncul bulan Mei tahun 2010. Dan semua artikel yang ada ditanggali bulan Mei 2010, walau jam berbeda. Lihat saja sendiri di sini.
[caption id="attachment_305014" align="aligncenter" width="448" caption="(screenshot: Index Kanal English Kompasiana. 28/04/2014)"]
Saya pun sering menulis dalam jenis artikel English. Pernah sekali salah pilih menjadi opini. Namun ternyata admin perduli dan tahu, jenis artikel saya pun menjadi English. Berarti admin memang tahu dan perduli. Sayangnya, kanal English yang berada di pojok kanan seolah tidak 'di-admini'. Jangan-jangan mentang-mentang di pojok nyempil sendiri tidak diperhatikan. Saya memperhatikan, dan saya perduli. Walau artikel berbahasa Inggris minim pembaca, saya tetap suka menulisnya. Dan banyak Kompasianer lain juga yang  menulis dalam berbahasa Inggris, walau tahu 'resikonya'.
Salam,
Solo, 28 April 2014