Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jenis-Jenis Tertawa Dalam Acara Komedi

18 November 2013   00:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:02 3474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(photo: reactionface.info)

[caption id="" align="aligncenter" width="369" caption="(photo: reactionface.info)"][/caption] Acara komedi yang kian marak di televisi, nampaknya sudah semakin membuat penonton sulit tertawa. Karena lawakan pola konyol sudah semakin sering. Memukul stereofoam atau mencaci fisik yang menjadi andalan lawakan para 'komedian' dadakan juga sudah semakin garing. Lagi pula, para komedian yang nongol di acara cuma itu-itu saja. Ya mereka lagi, mereka lagi. Dan akhirnya, ada sebuah keputusaan dari para tim kreatif pembuat acara komedi ini untuk mengundang tawa. Karena acara seperti OVJ atau Campur-campur mengundang penonton langsung menonton. Dan, karena tanpa tawa, acara komedi bak sayur tanpa isinya. Percuma disebut sayur. Namun ada juga acara komedi yang memang memiliki tawa penonton asli. Ada beberapa jenis tawa yang disuguhkan oleh acara komedi di televisi ini Berikut analisa cas-cis-cus ala saya:

Ketawa jenis pencet ini biasa dilakukan dengan efek voice-over. Jadi seperti ada orang-orang yang tertawa dari penonton, namun sebenarnya tidak. Para tim 'kreatif-lah' yang membuat isi tertawaan dalam segmen acara tersebut. Mungkin ada beberapa yang tertawa, tetapi mungkin juga tidak terdengar. Maka dipencetlah tombol tertawa ini.

Biasanya acara komedi yang memakai ketawa pencet adalah acara yang sudah tidak live. Atau acara komedi yang sudah melalui proses editing. Acara seperti OVJ atau New Sketsa adalah contohnya. Karena OVJ sudah semakin 'garing' lawakannya, tidak salah memang menggunakan ketawa pencet.

  • Ketawa Bayaran

Jenis ketawa seperti ini butuh biaya lebih. Pertama untuk menghadirkan orang yang mau tertawa. Lalu kerasnya tertawa harus sebanding dengan imbalan yang akan diterima. Ya, jenis ketawa bayaran membutuhkan penonton bayaran.

Penonton bayaran yang memang diposisikan duduk paling depan dan dekat dengan panggung, digunakan sebagai 'pancingan'. Mereka bak memancing atau menularkan ketawa yang mereka buat. Atau ketawa atas perintah tim kreatif atau floor manager. Entah siapa yang memerintah. Pokoknya mereka harus tertawa sesering mungkin dan sekeras mungkin.

Acara seperti Bukan Empat Mata atau YKS sepertinya memajang dengan mentereng para penonton ketawa bayaran ini. Simak saja.

  • Ketawa Sadis

Ketawa sadis ini ada dan saya sadari dalam acara komedi. Terutama dalam acara komedi yang menguji keahlian melucu dan aksi panggung komedian. Acara seperti Stand-Up Comedy Battle of Comic di MetroTV atau SUCI di Kompas TV benar-benar dipenuhi ketawa sadis.

Ketawa sadis berarti ketawa yang cuma diekspresikan dengan tersenyum simpul. Tersenyum simpul yang sangat sederhana, bahkan sarkastik. Ketawa sadis didapat saat sang comic atau komedian melawak tidak lucu. Ketawa ini akan menohok sang comic. Biasanya comic ini diam atau melanjutkan materinya. Walau wajahnya mengharapkan tawa penonton.

Semua kembali kepada kita. Anda dirumah biasanya punya satu jenis tawa. Yaitu ketawa sadis. Ketawa yang benar-benar natural. Karena di rumah, Anda menikmati acara komedi apa adanya. Namun Anda juga bisa terbawa ketawa bayaran. Karena tertular suara tawa dari para penonton yang ada di studio. Tertawalah, sebelum ditertawakan. Salam, Solo, 17 November 2013 11:57 pm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun