Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Horor Singkat Tercekat #4

10 Oktober 2014   05:47 Diperbarui: 7 Maret 2016   13:32 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: catherinelockwoodmft.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="524" caption="(ilustrasi: catherinelockwoodmft.com)"][/caption]

Pagi mulai menampakkan sinar terangnya. Tapi tidak di kamarku, semuanya tetap gelap. Sejak cermin besar itu menempel di dinding kamarku. Sejak saat itu pula ada suara teriakan saat matahari masuk ke kamarku. Dan malamnya, aku seperti tercabik. Tidak cuma dalam mimpi. Tapi di dunia nyata pula.

- - o - -

Sejak kecil Hana teman baikku selalu takut melihat tali. Waktu SD kelas 6 Hana selalu tidak bisa tidur. Karena setiap malam, ada pocong yang meminta talinya dilepas. Menurut Hana, ia sudah melepasnya beberapa kali. Tapi selalu menemui tali yang lain. Dan kini, Hana meminta tali pocongnya dilepas. Tepat di tempat tidurku.

- - o - -

Berjejer keluarga yang datang pada upacara kremasi Koh Aseng sore ini. Raut kesedihan tergambar jelas di wajah mereka. Mungkin sedih mereka bisa tambah berduka. Saat tahu Koh Aseng terbangun tepat saat petinya memasuki tungku incenerator. Serangan jantung sempat membuatnya mati suri selama 1 hari. Andai saja keluarganya mendengar teriakannya di dalam tungku itu.

- - o - -

Sudah beberapa hari adikku diam. Tatapannya kosong. Dan hampir setiap malam duduk di lantai di pojok ruang tamu. Memegangi dan memandangi lantai ruang tamu rumah baru kami. Kabarnya, tepat dibawah lantai itu ada kerangka seorang wanita yang dikubur hidup-hidup suaminya.

- - o - -

Beranikah dirimu? Melihat keluar jendela di depan kamar. Pandangi pojok-pojok gelap halaman rumahmu. Amati setiap gelapnya. Yakinkan tidak ada wajah yang menyeruak dan muncul tepat di depan kaca jendelamu.

- - o - -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun