Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Horor Singkat Tercekat #29

16 April 2015   20:33 Diperbarui: 7 Maret 2016   14:03 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="" align="aligncenter" width="495" caption="(ilustrasi: archive.4plebs.org)"][/caption]

Malam semakin dingin. Saat jarum jam dinding mengetuk pukul 1 malam suamiku belum juga pulang. Aku sempat tertidur di sofa. Suara pintu diketuk ku dengar saat aku mata memandangi lamat ruang tamu. Segera ku buka pintu. Berharap itu suamiku. Membuka pintu, ku terkesiap. Jantungku serasa berhenti. Suamiku bersimbah darah dan mengerang menyebut namaku. Saat itu juga aku terbangun. Suamiku masih tertidur terkulai tak bernyawa. Di atas meja otopsi, wajahnya tepat memandangku disampingnya. "Sudah Din, relakan suamimu pergi. Ayo keluar dari sini. Kamu sudah beberapa kali pingsan" ajak mertuaku.

- - o - -

Entah kenapa, cermin di ruang tamu ini tidak sedap dipandang saat malam. Walau bayang diriku terlihat, ada tatapan lain dari cermin ini. Dan ku yakin itu bukan aku. Pernah sekali, tamuku berkaca di cermin. Yang ia lihat memang dirinya. Namun matanya di cermin melotot seolah marah.

- - o - -

"Dah lama lantai kos lho ga rata gini Dan?" tanya Benny. "Emmm, udah kok Ben..." singkat Dani menjawab. "Ow, yadah. Kita cepet tidur aja. Besok biar ga telat ngejar keretanya." jelas Benny. "Lho tidur duluan aja Ben. Gue belom ngantuk". "Oke deh." segera menyelimuti diri, Benny terlelap. "Ben... tolong gue..." ada bisikan sejenak Benny mulai terlelap. Benny diam dan mendengar bisikan itu lagi. Itu suara Linda, pacar Dani. Benny yakin itu suara Linda. Tapi darimana suara itu. Bisikan itu begitu jelas saat ia tertidur di lantai kos Dani ini. Benny tempelkan kupingnya ke lantai. Benar saja, ada suara Linda. "Dan, Linda kemana? Dah seminggu ga keliatan?" tanya Benny tiba-tiba. "Emm..Lin..Linda. Ga tau Ben??" gugup Dani menjawab. "Jangan bilang lho ngubur Linda di lantai kos lho Dan?" Benny segera bertanya. Dani hanya diam tercekat.

- - o - -

Hanya kematian yang membuat Erika bahagia kali ini. Tiga tahun terkulai lumpuh karena malpraktek membuatnya putus asa. Sudah beberapa kali ia minta suntik mati. Namun tidak pernah diberikan. Mungkin kematian tidak indah bagi dekat Erika. Andai saja mereka merasakan apa yang Erika rasakan.

Cerita lainnya: #1 | #2 | #3 | #4 | #5 | #6 | #7 | #8 | #9 | #10 | #11 | #12 | #13 | #14 | #15 | #16 | #17 | #18 | #19 | #20| #21| #22|#23| #24 | #25 | #26 | #27 | #28

Salam,

Solo, 16 April 2015

08:32 pm

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun