[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="photo: antaranews.com"][/caption] Antara percaya dan tidak -sangat- percaya semua kisah kisah para korban Vicky Prasetyo di Hitam Putih Trans7. Cewek-cewek yang 'seksi' dan berbalut make-up demi menyeruakkan kecantikan artifisialnya, nampak serasa wajar-wajar saja berbicara sebagai korban Vicky. Banyak dari mereka, dengan dandanan seronok dan nampak 'wah' sebagai wanita yang selalu up-to-date dalam fashion dan make-up menimbulkan kesan negati buat saya sendiri. Mereka tami seronok dan berdandan seseksi mungkin demi menarik mata penonton pria. Lalu membuat para penonton wanita terhenyak dan miris. Dengan gamblang dan jelas mereka bercerita pengalaman satu kamar hotel dengan Vicky saat di Bali. Tanpa rasa malu, malah tertawa lepas, nampak menampakkan wanita yang seumpama obralan baju Sale 80% menjelang hari raya. Saya terenyuh dengan perilaku mereka yang hanya diiming-imingi janji dan kata-kata 'menghanyutkan' versi Vicky, mereka seperti terbius. Terbutakan Lamborghini dan imaji Vicky bak anak mentri. Materialisme wajar untuk wanita. Tapi cewek-cewek korban Vicky ini sperti menghambakan diri pada harta dan rupa yang ekstra terestrial. Namun, di satu sisi, mereka dibela dan dipuja. Mereka mau dan tanpa ewuh muncul ke permukaan dan memuntahkan semua kebohongan Vicky. Dengan kata manis dan tipu daya, Vicky telah menguatkan para korban untuk mengatakan sesungguhnya. Mereka bahkan berani bersumpah dan dihadapkan langsung dengan ibu Vicky yang mati-matian membela anaknya. Para cewek korban ini menjadi contoh buat cewek lain bahwa omongan manis dan iming-iming hidup mewah pria haruslah selalu ddicek dan ricek. Hanya sekadar iming-iming harta lewat BBM tidak mungkin benar realitanya. Semua jurus mulut manis pria harus selalu menjadi warning sign buat para wanita. Bahwa tidak semua yang diharapkan pada masa pendekatan atau pacaran bisa diwujudkan.
“There is a lie in between a promise and many excuses.” -Toba Beta
Solo, 19 September 2013 09:57 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H