Disclaimer:
Gore-horror theme. Karya fiksi ini berisi kekerasan, darah, dan kata-kata kasar. Bagi yang tidak berkenan, cukup membaca sampai disini. Salam :-)
"Sial kau keparat!!" Johan mengumpat.
"Lalat-lalat ini semoga bisa menemani Nona dan Tuan di ruang Kesempurnaan ini. Karena jijiknya belatung di tubuh kalian tidak sebusuk apa yan gtelah kalian lakukan. Selamat siang Nona Mariam dan Tuan Johan." Abah segera menutup pintu ruang Kesempurnaan.
Ribuan lalat segera menghinggap dan menyeka luka bau anyir Mariam dan Johan. Johan berteriak-teriak bak orang kesurupan. Mariam terdiam menahan badannya yang tiada lagi sanggup hidup.Â
'Setidaknya lalat ini tahu kalau badan ini sudah mati.....' fikir Mariam. (Bagian 4)
* * *
Lalat-lalat itu semakin berkerumun di tubuh Mariam dan Johan. Johan tidak bisa bergerak banyak. Karena tarikan kail dan pancing di seluruh bagian tubuhnya membuat Johan kepayahan dalam sakit. Mariam hanya bisa dengan lemahnya mengusir. Tangan kirinya sudah kebas dan lemah.
'Andai ada pisau, sudah ku bunuh diriku. Daripada seperti ini. Tersiksa!' Mariam menjerit dalam hati kecilnya.
"Pak Jo?...Johan?" Mariam memanggil Johan. Tak ada jawaban bersahut. Hanya dengungan jutaan lalat yang terdengar. Ruang Kesempurnaan yang gelap ini membuat mustahil melihat keadaan Johan.
'Johan… ?? Jawablah. Kau baik-baik saja?" kembali tidak ada jawaban yang didapat Mariam.