[caption id="" align="aligncenter" width="488" caption="(foto: republika.co.id)"][/caption] Halo apa kabar sang 'fenomenal' Muhaimin Iskandar alias Cak Imin? Sudah bebaur dengan koalisi mendukung Jokowi-JK, dengan baik rupanya. Setelah dengan tega menyia-nyiakan sang Raja Dangdut Rhoma Irama. Belum lagi dendam pribadi Mahfud MD yang semakin memanas di kubu Prabowo-Hatta. Seolah bersembunyi di ketiak Jokowi. Berbaur di antara orang-orang yang tulus menjadi relawan. Cak Imin rupanya belum juga jera dalam bermanuver. Dengan PKB yang seakan-akan dekat dengan kaum Nahdiyin, Cak Imin kini berusaha bersilat lidah kembali. "Saya berani jamin seribu persen, menteri agama di Indonesia pasti NU. Jaminannya saya, meski pun saya belum pernah ngomong kepada Pak Jokowi," katanya. (berita: republika.co.id) Waw, hebat sekali Cak Imin -kembali- meng(Imin)g-imingi para sesepuh NU yang resah akan kabar dari kubu Jokowi-JK. Terselenting kabar kaleng (rombeng) jika Jokowi menjadi Presiden, maka jabatan Mentri Agama akan diserahkan kepada orang berfaham Syiah. Isu miring ini sontak mengagetkan banyak pihak. Walau banyak juga pasti meragukan. Nampaknya Cak Imin malah melihatnya sebagai proposisi yang membuatnya melenting. Cak Imin datang dan seenaknya berkomentar ia pasti menjamin Menag nanti bukan dirinya. Dan seolah menjanjikan orang NU, bahwa Menag nanti adalah orang NU. Waw! Sejak kapan negara Indonesia ini diisi oleh satu golongan umat? Secara spesifik Islam dengan bercorak NU? Walau mayoritas Muslim, negara Indonesia tidak pernah mencantumkan dirinya sebagai negara Islam. Apalagi negara Islam dengan corak NU? Cak Imin lupa atau memang sengaja lupa. Jangan-jangan ia hanya ngeneng-ngenengi (menenangkan, Jawa) kaum Nahdiyin semata. Tidak, saya tidak mendeskrditkan NU sebagai lembaga umat Islam terbesar di Indonesia. Namun jika sudah dipelintir dan dijadikan komoditas politis Cak Imin seperti ini. Saya kira banyak juga yang akan geram. Dengan track-record pra-Pileg sampai paska Pileg yang 'buruk', omongan Cak Imin memang sulit dipercaya kebenarannya. Apalagi jika ia berjanji orang NU yang akan menjadi Menag. Dengan berlindung dibawah sosok besar Jokowi, Cak Imin rupanya berani mengeluarkan statement tidak jelas seperti ini. Sebuah pernyataan yang bisa difahami dari beberapa sudut pandang orang awam. Pertama, memang Jokowi sudah ngecim (menunjuk, Jawa) orang NU yang akan menjadi Menag. Orang yang mungkin selama ini kita tahu mewakili kaum Nahdiyin. Dan ia berkontribusi banyak untuk perkembangan dunia Islam di Indonesia. Entah siapa si fulan calon Menag nanti, tapi saya yakin Jokowi menunjuknya dengan beragam pertimbangan. Nah, ada pun sudut pandang ada 'transaksi' politis dibelakang layar antara Jokowi-Cak Imin. PKB yang menjadi kendaraan politik kaum Nahdiyin mungkin menawarkan seseorang dengan jaminan ada jabatan tertentu yang diberikan Jokowi nanti. Tentunya ini hanya ditahui oleh Jokowi-Cak Imin. Atau orang yang diajukan dalam transaksi Jokowi-Cak Imin sebelum koalisi atau selama koalisi. Walaupun Cak Imin belum ngomong pada Jokowi, mungkin saja ia akan ngomong nanti. Tepat setelah ada statement tidak karuan dari Cak Imin. Dan terakhir, karena ada statement diatas, bisa saja Jokowi terpaksa menunjuk orang NU menjadi Menag nantinya. Karena sudah kadung (terlanjur, Jawa), sehingga daripada kehilangan muka dan citra di depan orang-orang NU, Jokowi dengan tidak rela menunjuk orang NU. Dan tentunya dengan berbagai pertimbangan pula. Namun dengan dasar daripada kehilangan muka. Dan semua ini terjadi karena Cak Imin yang berkomentar tidak nggenah (kacau, Jawa) tentang calon Menag nanti. Dan kesemuanya timbul dari Cak Imin yang bersembunyi di ketiak Jokowi. Seolah masih mau menunjukkan digdayanya sebagai Ketum PKB, Cak Imin berseloroh meracau. Ada kecenderungan transaksional posisi Menag pun tersirat. Atau malah terpaksa ditunjuk Jokowi karena kicauan Cak Imin diatas. Jokowi patut waspada pada manuver Cak Imin menjelang Pilpres ini. Salam, Solo 30 Mei 2014 11:35 am
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H