Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Batik Solo Trans (BST) yang Semakin Memprihatinkan

26 September 2013   15:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:22 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: tentangsolo.web.id

Sejak peluncuran oleh Joko Widodo pada tahun 2010 lalu, kini kondisi Batik Solo Trans kian memprihatinkan. Banyak dari unit bus BST yang kian aus dan kondisinya memprihatinkan banyak merugikan konsumen.  BST yang pola konsepnya meniru dari kakaknya Trans Jakarta, nyatanya tidak dikembangkan dengan baik oleh Pemkot Surakarta sendiri. Lebih lagi, peluncuran rute ke dua yang direncanakan melewati ruas jalan Adi Sucipto pun belum terlihat. Walau feeder BST sudah berjejer baik di tempat-tempat strategis, tapi unit BST yang melintas nampak belum ada. Walau hanya uji coba sekalipun. [caption id="" align="aligncenter" width="544" caption="source: tentangsolo.web.id"][/caption] Pengalaman saya sendiri telah beberapa kali melihat unit bus BST yang mogok di pinggir jalan di sekitar rutenya yaitu Bandara Adi Sumarmo - Terminal Kartasura - Jl Slamet Riyadi - Gladag - Jl Jenderal Sudirman - Jl Urip Sumoharjo - Simpang Panggung - Jl Kol. Sutarto - Jl Ir Sutami - Jurug - Terminal Palur. (sumber) Bahkan pagi tadi saja, ketika saya berkendara melintas rute dari arah bandara melewati Jl. Slamet Riyadi pun sudah ada dua unit BST yang mangkrak akibat mogok ditinggal supir dan kondektur serta penumpang. Minggu lalu saya lihat ada satu unit yang mogok dekat kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pengalaman pahit pun pernah saya rasakan akibat mogoknya unit bus BST ini. Saya pernah menunggu hampir 1 jam untuk unit BST lewat. Setelah tanya sang kondektur, ternyata ada dua unit bus BST yang mogok di Bandara. Sungguh memprihatinkan. Kalau tidak mogok unit bus BST hanya perlu ditunggu 10-15 menit dari tempat saya sendiri yang dekat dengan Bandara Adi Sumarmo. Yang lebih membuat saya terenyuh adalah kondisi unit bus BST itu sendiri. Pintu yang dahulu dapat dibuka- tutup secara hidrolik oleh sang supir, kini hanya tinggal dibuka-tutup dengan tangan oleh kondektur. Sehingga, cara menguncinya pun hanya menggunakan kaitan sederhana dari kawat yang dibuat seadanya. Ada pula unit bus BST yang klaksonnya seperti orang kehabisan suara. Kadang AC yang ada pun tidak dingin. Bangku-bangku yang diikat seadanya dengan karet dan rafiah agar tidak saling gemerecit. Kemudian, ketertiban berkendara supir dan kondektur pun mulai asal-asalan. Ada supir yang seprti terburu-buru lalu melaju bus BST dengan cepat. Ada juga yang asal saja menurunkan penumpang, walau feeder sebenarnya telah disediakan. Kondektur wanita yang sekarang mulai tidak ramah. Ke depannya, saya harap Pemkot Surakarta sendiri dibawah pimpinan bapak F.X. Hadi Rudiatmo dapat membenahi. Atau setidaknya memberikan maintenance yang baik untuk unit bus BST itu sendiri. Sayang kiranya jika nanti orang ogah naik unit bus BST karena keluhan saya diatas. Dan impian walikota terdahulu Pak Joko Widodo menjadikan Solo ramah angkutan publik akan hilang seiring beliau memimpin jauh disana. Solo, 26 September 2013 15:35 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun