Lebaran atau awal bulan Syawal 1435 H yang (sepertinya) jatuh hari Senin 28 Juli 2014 nanti, menyiratkan kegembiraan dan keharuan. Gembira secara ruhani memenangkan diri atas hawa nafsu. Gembira secara fisik karena bisa berkumpul bareng keluarga besar saat Lebaran nanti. Keharuan pun tercipta. Ada rasa rindu akan sosok yang telah tiada Lebaran ini. Padahal Lebaran tahun lalu masih sempat sungkem dan maaf-maafan. Semua rasa ini bercampur baur. Dan semoga semua orang merasakan kegembiraan Lebaran nanti. Begitupun harapan saya kepada Capres terpilih Joko Widodo dan sang Capres sebelah Prabowo Subianto agar mau saling maaf-maafan Lebaran nanti. Tidak sekadar melalui sosial media ataupun press conference misalnya. Tapi bertemu langsung, bersalaman dan saling tulus meminta maaf. Tidak sekadar atas kesilapan individu, namun kesalahan yang dibuat selama Pilpres. Sehingga, ada beberapa hal yang bisa terlihat oleh publik. Dan berikut saya coba perkirakan hasil maaf-maafan Jokowi-Prabowo. 1. Mengademkan suasana Pilpres yang kian panas Ya, dengan saling memaafkan sangat diharapkan suasana yang kembali adem ayem. Terutama dari fihak Prabowo yang selama ini selau reaktif dan proaktif melontarkan segala tudingan. Sedang fihak Jokowi hanya mencoba mencounter dan mempersilakan bila semua menuju jalur hukum. Sikap Prabowo yang keras dan cenderung arogan, semoga bisa luluh saat mau minta maaf kepada Jokowi. Dan fihak Jokowi akan berusaha menjaga kepercayaan Prabowo untuk terus bergerak cepat untuk Indonesia. Potensi hambatan pada pemerintahan Jokowi-JK nanti hilang. Dan kini malah siap mendukung Gerak Cepat pemerintahan Jokowi-JK. 2. Oknum dan pihak-pihak disekitar Capres bisa sadar diri Terutama pihak-pihak yang mengkompori kubu Prabowo. Mereka selama ini lebih banyak berbicara ngawur dan tidak dewasa. Pada saat maaf-maafan Prabowo-Jokowi nanti, bisa sadar diri dan menjadi warga negara yang baik - kembali. Bukan malah memperkeruh kondisi paska Pilpres, namun menjadikannya lebih adem ayem. Kedua kubu Timses Capres pun wajin maaf-maafan. Tidak ada lagi dendam. Dan semua bahu-membahu mendukung Gerak Cepat pemerintahan Jokowi-JK. Semua bersatu untuk Indonesia. 3. Agar Lebaran tidak diulang Dengan Jokowi-Prabowo saling maaf-maafan, tentunya, publik tidak ingin Lebaran ulang. Nanti harus mudik ulang. Mempersiapkan tetek bengek Lebaran ulang. Tapi sisi positifnya, THR bisa diulang. Hehehe... (^o^)v [caption id="" align="aligncenter" width="388" caption="(ilustrasi: troll.me)"][/caption] Salam damai, Solo, 26 Juli 2014 12:00 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H