Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Andai Bisa Ku Temui Dirimu di Balik Pintu?

22 Juli 2016   09:08 Diperbarui: 22 Juli 2016   09:37 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu Ajaib Doraemon - ilustrasi: ziliun.com

Belum seminggu kita berpisah. Tapi hati serasa ingin kembali. Tak ada yang lebih berat daripada bernafas dalam kerinduan. Berlimpahnya udara tidak sesesak rasa ingin kembali di dada. Andai tiap ku buka pintu kamar ini bisa ku temui dirimu. Alangkah indahnya. Andai bisa ku lipat jarak 5,700 km menjadi hanya satu depa, betapa bersyukurnya. Menyapa dirimu di pagi hari. Hampir tiap pagi. Andai.

Saya pernah membayangkan suatu hari sebuah bandara akan sepi dan rusak tak terurus. Waktu dimana setiap orang bisa berpindah daerah, pulau bahkan negara dengan teleportasi. Serupa pintu ajaib Doraemon yang selama hidup saya menjadi imajinasi futuristik. Mungkin hanya gambar 2D, namun film Doraemon dengan pintu ajaib berwarna pink menjadi dambaan semua orang. Nyaris tidak akan ada lagi batas antar daerah, pulau dan negara. Cukup buka pintu, voalah, saya sudah berada di New York.

Mungkinkah teleportasi menjadi kenyataan? Karena kita adalah atom yang saling silang sengakarut dalam kelindan, teleportasi bisa menjadi kenyataan. Dalam quantum teleportasi untuk informasi di internet, teleportasi sudah terjadi. Prof. Hanson dari Delft University di Belanda sudah berhasil menteleportasi informasi terkode ke dalam partikel sub-atomik. Sub-atomik partikel ini ukurannya lebih kecil dari atom. Hasilnya akan lebih banyak bermanfaat untuk ranah ultra quantum komputer. Dan mungkin saja bagi manusia. Nanti.

Dunia dengan teleportasi tidak lagi berbatas ras dan negara. Dunia menjadi satu. Mungkinkah ada satu pemerintahan? Mungkin saja. Identitas pun tak kenal lagi bentuk yang berbeda. Semua akan sama. Digital dan tekoneksi ke satu komputer super cepat milik pemerintahan dunia.

Dan saya, diantara miliaran orang yang mungkin bisa teleportasi adalah pengagum. Betapa teknologi sudah melesapkan apa arti rindu. Betapa teleportasi menghilangkan apa makna terpisah jarak dan waktu. Hidup menjadi lebih indah. Tak ada lagi sesak rindu saat jauh berpisah. Tak usah lagi bersedih karena ingin bersua dengan segera.

Hilangkan rasa rindu nantinya? Saat tidak ada lagi kata berpisah jarak dan waktu. Saat jarak dan waktu dilipat selipat lipatnya, untuk apa ada rasa rindu. Tidak perlu juga ada rasa khawatir orang yang dirindu akan jatuh sakit. Karena saya tinggal membuka pintu belaka. Ia sudah berada di hadapan mata.

Rindu akan hanya termaktub di hikayat orang pra-teleportasi. Dengan lain kata, hanya orang-orang jaman dulu yang merasa rindu. Orang yang masih sering pergi ke bandara. Orang yang rela berjam-jam sampai berhari-hari menuju ke lain negara. Menjadi manuskrip peradaban manusia yang dianggap gagap teknologi. Menjadi serupa artefak hieorogliph bangsa Mesir kuno yang sekarang kita tahu.

Oh betapa tidak sempurnya menjadi manusia tanpa rasa rindu. Saat semua berada dalam putaran knob pintu, rindu adalah kata arkais dalam kamus. Mungkin juga akan terlupa dalam benak manusia berteleportasi.

Referensi: dailymail.co.uk

Salam,

Wollongong, 22 Juli 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun