Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ambulance RSJ Sedang Manasin Mesinnya Untuk Caleg Gagal

1 Mei 2014   17:47 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:58 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(iustrasi: staztic.com/app)

[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="(iustrasi: staztic.com/app)"][/caption] Sudah banyak kiranya Caleg gagal yang kini menjadi sensasi berita. Dengan semua kekesalan dan amarahnya, mereka menganggap Pileg kemarin penuh kecurangan. Mulai dari money politic yang akut. Entah Caleg gagal ini 'minim' dana serangan fajar. Sampai utak-atik jumlah suara yang berbeda menurut mereka, KPUD, sampai tingkat TPS. Semua ini adalah beban berat kegagalan seorang Caleg. Semua usaha jor-joran, fisik, fikiran, uang, dan lobi-lobi yang ada kini berbuah pahit. Mereka gagal menjadi Anggota Legislatif. Sebutir pil pahit kegegalan yang berujung depresi. Mulai dari Caleg yang kembali mengambil sumbangan mushola seperti semen, batu dan bahan bangunan lain karena pemilihnya di daerah itu minim. Caleg asal Tulungagung ini merasa ditipu oleh warga sekitar. Ada pula Caleg gagal yang nekat menyegel sebuah mushola di Kolaka, Sulteng. Kemudian ada Caleg yang nekat menutup akses jalan desa di Pandeglang Banten dan Ogan Komering Ilir. Sampai-sampai ada Caleg yang nekat gantung diri akibat gagal mendapat suara bejibun. Perbuatan putus asa akibat kegagalan nyaleg ini dilakukan oleh seorang Caleg asal Banjar, Jawa Barat. (berita: antaranews.com) Dan seolah sudah diperkirakan, banyak Rumah Sakit Jiwa sudah menyiapkan kamar dan layanan khusus bagi 'korban' Pileg ini. Dan beberapa artikel di Kompasiana pun sudah membahasnya. Dan kini, kita semua memasuki masa 'Siaga Depresi'. Dimana para Caleg gagal yang sudah mulai runyam fikirannya, akan mengalamni breakdown of sanity. Bahkan kini, Puskesmas di Jember pun siap merawat pasian Caleg gagal dn depresi ini. Jika pun ada masalah yang akut dalam depresi sang Caleg gagal, ia akan dirujuk ke RSUD setempat.

Humas Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Jumarlis pada Senin (17/2/2014) berkata," Sebagai pelayanan kesehatan primer yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, semua masalah kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab puskesmas. Jadi kalau ada masalah kaitannya depresi ya, itu akan ditangani oleh puskesmas". (berita: tanyadok.com)

Kondisi ini pun saya umpamakan, ambulance Rumah Sakit Jiwa sedang manasin mesin. Yang pada hari-hari biasa sebelum Pileg ambulance ini hanya njogrok di halaman RSJ, kini sepertinya ia akan seing digunakan. Coba lihat film-film jaman dahulu seperti film Warkop DKI. Disitu digambarkan jika ada orang yang gila, akan langsung dijemput oleh ambulance RSJ. Dengan sigap dan siaga, para staff medis diambulan akan langsung menangkap dan mengekang si orang gila di kasur tandu ambulance. Caleg gagal yang kemudian depresi pun saya kira masih pada taraf Caleg awam (baca: bodoh). Sebenarnya mereka tahu kalau Pileg dan menjadi Caleg adalah seumpama berjudi. Mendapat suara adalah seberapa berani dan banyak si Caleg mengeluarkan uang. Ratusan juta sampai puluhan miliar harus siap dirogoh. Teman saya yang menjadi timses seorang Caleg berujar, kalau Caleg awam ini tidak faham benar 'berjudi'. Caleg yang umumnya kaya raya (bahkan ultra super kaya) menganggap ecek-ecek dana puluhan miliar untuk Pileg. Bahkan ada Caleg (yang sudah 'expert') cuma mau ikut dan ikut mejeng namanya di Surat Suara, walau pun ia kalah. Dan kini ia malah biasa saja perasaannya. Yang pentin baginya adalah bisa 'terkenal' walau duitnya melayang percuma. Toh bisa cari lagi. Caleg gagal ini kalau soal urusan uang sudah remeh, ujar teman saya. Jadi, jangan heran banyak Caleg gagal berkoar semena-mena di media. Itulah tanda-tanda siap untuk dijemput ambulance RSJ. Semoga mereka bisa berdamai dengan kegagalan. Salam, Solo, 01 Mei 2014 10:39 am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun