Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jelang Pemilu 2024, Selain Hoaks Waspadai Hal Ini di Medsos

12 Mei 2023   17:05 Diperbarui: 13 Mei 2023   09:15 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Caution oleh Aviz (pexels.com)

Perundungan siber dan doxxing. Bagi pihak berkontestasi, perdebatan dan caci-maki di medsos bisa memicu persekusi di dunia nyata. Lalu ada upaya untuk menelusur pihak yang tertuduh dan men-doxxing-nya. Aktivitas doxxing jelas merugikan seseorang karena data pribadi seperti alamat, nomor telepon, sampai jejaring keluarga dan teman disebar luaskan.

Review bomb pihak terlibat kontestasi Pemilu. Review bomb ini terjadi dari tingkat personal atau organisasi. Pada tingkat personal, nomor telepon bisa di-tag via aplikasi GetContact, misalnya, dengan sebutan buruk. Pada tingkat organisasi, tempat bekerja bisa diserang dengan review buruk di Google. Sayangnya belum diurus jika belum viral di medsos.

Hacking aplikasi chat pribadi, seperti WhatsApp. Beberapa pihak telah mengalami serangan pada aplikasi chat pribadinya. Biasanya akan ada upaya mengambil alih nomor atau menkloning nomor ke gawai lain. Jika aplikasi chat sudah diambil alih, akan disebar fitnah. Pemilik nomor bisa melapor via sosmed jika ada hal negatif disebar dari WhatsApp miliknya yang di-hack.

Hal-hal negatif di atas perlu diperhatikan dan diwaspadai oleh masyarakat karena dapat mengganggu jalannya pemilu yang jujur, adil, dan demokratis. Sehingga publik perlu berperan aktif dalam mengawasi dan melaporkan segala bentuk pelanggaran atau kecurangan yang terjadi selama proses pemilu via medsos. 

Publik juga perlu bersikap kritis dan cerdas dalam memilah informasi yang beredar di medsos. Publik jangan mau diadu domba persaudaraan dan toleransi yang telah tercipta. Saling menghormati hak-hak politik setiap individu jadi kunci. Medsos harus dianggap sebagai salah satu sumber informasi Pemilu, bukan yang utama.

Oleh karena itu, perlu ada upaya bersama untuk menjaga kondisi informasi di medsos agar tetap waras dan bermutu jelang dan saat Pemilu 2024 nanti. Langkah seperti meningkatkan literasi digital, belajar cek fakta, harus menjadi kolaborasi berbagai stakeholder. Partisipasi positif netizen dalam berdiskusi dan berdebat secara santun di medsos harus diutamakan.

Salam,

Wonogiri, 12 Mei 2023

05:05 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun