Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hapus Aplikasi Sosial Media (SDMS 30/30)

22 April 2023   00:09 Diperbarui: 22 April 2023   00:21 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Social Media oleh Lisa Fotios (pexels.com)

Di hari terakhir detoks media sosial, ada tantangan utama yang dihadapi. Tantangan untuk menghapus aplikasi media sosial. Siapkah diri untuk benar-benar menghapus? Bagi beberapa orang detoks medsos bisa berarti benar-benar menghapus aplikasi medsos. Namun bagi yang belum siap ada beberapa hal perlu direfleksikan.

Benar detoks medsos menjadi proses mengurangi penggunaan aplikasi medsos, tapi cara lain juga menghapusnya. Detoks medsos mengembalikan vitalitas mental dan fisik bagi yang merasa kecanduan. Detoks medsos mampu mengurangi stres, meningkatkan produktivitas, memperbaiki hubungan interpersonal, dan menikmati hidup lebih banyak. 

Namun, setelah melakukan detoks medsos, apa perlu dilakukan dengan aplikasi medsos yang masih ada di ponsel atau komputer? Apakah perlu menghapusnya atau tidak?

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum benar-benar menghapus aplikasi medsos. Pertama, apakah diri sudah merasa puas dengan hasil detoks medsos? Jika iya, mungkin tidak perlu lagi kembali ke menggunakan medsos. Sehingga lebih baik menghapus aplikasi medsos untuk mencegah godaan. 

Jika tidak, maka mungkin diperlukan cara lain untuk mengatur penggunaan medsos yang lebih sehat dan seimbang. Mungkin dengan membatasi waktu, durasi dan frekuensi. Atau untuk mengalihkan fokus, cari kegiatan baru. Gunakan email atau surat menyurat untuk berkomunikasi daripada medsos, misalnya.

Kedua, apakah ada alasan kuat untuk menggunakan media sosial kembali? Misalnya, apakah saat ini medsos digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga, teman, atau kolega yang jauh? Apakah di medsos sekadar mendapatkan informasi terkini, hiburan, atau inspirasi? Apakah medsos untuk mempromosikan bisnis, karya, atau diri Anda sendiri? 

Jika semua di atas dijawab iya, mungkin tidak perlu menghapus aplikasi medsos. Karena aplikasi ini benar memberikan manfaat. Namun, jika terjawab tidak, maka mungkin perlu dipertanyakan apakah medso benar-benar penting? Atau malah hanya media membuang-buang waktu, energi dan kuota?

Ketiga, setelah detoks medsos apakah ada kendali atas penggunaan medsos? Apakah diri bisa menentukan kapan, berapa lama, dan dengan siapa menggunakan medsos? Apakah diri bisa menolak notifikasi, pesan, atau update medsos? Apakah diri bisa menghormati batas-batas privasi di medsos? 

Jika semua dijawab iya, mungkin urungkan menghapus aplikasi medsos. Hal ini karena sudah ada disiplin diri yang baik. Namun, jika terjawab tidak, maka mungkin perlu menghapus aplikasi medsos. Selain untuk menghindari ketergantungan atau kecanduan, menghapusnya mengembalikan fokus dan konsentrasi.

Setelah merefleksikan diri di atas, bicarakan juga dengan orang terdekat. Pastikan mereka memahami keputusan diri untuk tidak lagi menggunakan medsos. Posting juga di medsos yang dimiliki keputusan menghapus atau men-deactivate akun medsos. Informasikan cara lain teman dan kolega bisa berkontak, seperti email atau telepon. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun