Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berbagi Cerita Detoks Media Sosial (SDMS 27/30)

18 April 2023   21:47 Diperbarui: 18 April 2023   21:56 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Share oleh Andrea Piacquadio (pexels.com)

Berbagi cerita menjadi hal membangun komunikasi. Sepanjang hidup manusia pun, cerita-cerita selalu menghiasi. Tak jarang malah dicari, dimodifikasi bahkan dibuat prasasti. Mulai dari cerita epos, folklore, sampai cerita di media sosial selalu dapat menarika perhatian banyak orang. 

Medsos membuat variasi, distribusi dan daya tahan cerita cepat berganti. Beberapa orang begitu gandrung di medsos dengan banyak cerita sampai mengalami FOMO (fear of missing out). Menurut sebuah riset FOMO meliputi dua proses. Pertama adalah persepsi kecemasan tidak mengetahui apa yang terjadi. Dan kedua, perilaku kompulsif lekat dengan koneksi sosial.

Kelekatan yang terlalu pada informasi di medsos, tak jarang menimbulkan kecanduan. Saat seseorang kebablasan menghabiskan waktu di medsos dampak negatif bisa dialami. Ada ancaman kesehatan mental dan produktivitas. Guna mengurangi kelekatan dan dampak FOMO via medsos, detoks media sosial menjadi jawaban.

Detoks medsos bertujuan mengurangi atau menghentikan penggunaan medsos sementara waktu. Terutama mengurangi FOMO. Banyak orang tanpa sadar dan karena begitu banyak orang dan obrolan di medsos, men-scroll linimasa tanpa ujung. Mereka membaca narasi postingan berjilid-jilid kadang tidak sadar lama waktu berlalu.

Langkah dan aktivitas di tulisan sebelumnya bisa menjadi panduan detoks medsos. Kini, berbagi cerita detoks medsos bisa menjadi konten yang bermanfaat. Syaratnya, ceritakanlah dengan jujur, menarik, dan inspiratif. Berbagi cerita ini bisa dilakukan di medsos. Namun tetap dengan aturan ala detoks medsos.

Dengan berbagi cerita, banyak orang yang bisa juga tertolong dari FOMO. Berikut adalah beberapa tips untuk menceritakan pengalaman detoks medsos, yaitu:

  • Tentukanlah fase detoks medsos yang ingin diceritakan. Mungkin bisa menitikberatkan di fase awal detoks yang cukup sulit. Tujuannya menggambarkan keteguhan motivasi detoks medsos, misalnya. Durasi bercerita tidak perlu lama, hal ini menjaga agar audiens bisa dibatasi durasi dengan medsos.
  • Ceritakan catatan perubahan yang terjadi selama detoks medsos. Mungkin diri sudah merasa lebih tenang, lebih bahagia, lebih produktif, lebih kreatif. Atau juga perubahan diri yang kini menjadi lebih dekat dengan orang-orang di sekitar. Aktivitas baru yang dilakukan selama medsos juga bisa diceritakan.
  • Bagikan pengalaman detoks medsos dengan cara yang menarik dan tidak menggurui. Gunakan humor, anekdot, metafora, atau data untuk menyampaikan pesan. Tidak perlu terburu dan usahakan tetap jujur dengan pengalaman detoks medsos. Sertakan manfaat-manfaat yang dirasakan dari detoks medsos.
  • Ajaklah audiens untuk mencoba detoks medsos juga. Bagikan tips-tips praktis, tantangan, atau motivasi untuk melakukan detoks medsos. Hargai juga pilihan dan kebebasan audiens untuk menggunakan medsos sesuai dengan kebutuhan dan preferensi. Respon komentar negatif dengan sabar dan lapang dada.

Dengan bercerita pengalaman detoks medsos, linimasa bisa menjadi lebih positif. Berbagi inspirasi dan wawasan kepada orang lain juga bisa menjadi bagian dari detoks medsos. Berbagi juga bisa merefleksikan diri sendiri tentang apa yang penting dan prinsip dalam hidup.

Tengok kembali langkah detoks medsos lain di sini.

1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 9 - 10 - 11 - 12 - 13 - 14 - 15 - 16 - 17 - dst

Disclaimer:

  • Tulisan ini adalah tulisan dalam Seri Detoks Media Sosial (SDMS) selama bulan Ramadhan. 
  • Untuk tautan setiap tulisan berikutnya akan di-update secara berkala 
  • Setiap tulisan tidak merefleksikan apa yang sudah dialami atau dilakukan penulis
  • Setiap tulisan adalah hasil analisis dan riset dari berbagai sumber
  • Sumber dari setiap tulisan ada dalam tautan yang disisipkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun