Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terkoneksi Tanpa Media Sosial (SDMS 12/30)

4 April 2023   01:22 Diperbarui: 8 April 2023   22:57 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letter oleh John-Mark Smith (pexels.com) 

Menjalin komunikasi sudah menjadi insting manusia. Baik dengan bahasa isyarat sampai bantuan alat, komunikasi menjadi fondasi manusia sosial. Medium digital kini mengaplikasi pondasi sosial. Internet mendobrak batasan ruang dan waktu. Media sosial membuat interkoneksi kian personal, kadang kebablasan.

Semakin terkoneksi belum tentu semakin erat hubungan yang terjalin. Bagi yang begitu gandrung dengan medsos, malah menjadi beban. Terus-menerus memeriksa medsos menyebabkan information overload.  Akibatnya terjadi distraksi dari pekerjaan,  mengurangi jam istirahat sampai minimnya interaksi dengan keluarga.

Informasi yang berlimpah ini malah mengerdilkan komunikasi itu sendiri. Sosmed dengan begitu banyak fitur memicu information overload. Dampaknya adalah kelelahan para users medsos. Beberapa users pada gilirannya menghentikan penggunaan medsos. Sehingga perlu intervensi, seperti berkomunikasi tanpa medsos.

Komunikasi via medsos yang terjadi tidak hanya dengan orang lain. Kadang berkomunikasi via medsos dengan teman, keluarga, atau kenalan via mention, tag, dan DM medsos berujung terdistraksi. Terkadang malah mengundang konflik, seperti tidak di-tag di foto bersama atau tidak di-mention. 

Berkomunikasi tanpa medsos menjadi salah satu detoks media sosial. Terkoneksi dengan keluarga atau teman tanpa medsos bisa dilakukan dengan berbagai cara. Berikut cara yang bisa dilakukan.

Pertama, menjalin hubungan secara face to face. Kunjungilah keluarga atau teman secara pribadi dan langsung. Aktivitas ini bisa dilakukan dengan makan siang bersama, menonton film bersama, atau sekadar berkumpul untuk bertukar cerita. Pastikan sudah menghubungi via telepon dulu untuk melakukan pertemuan langsung ini.

Kedua, berbagilah cerita dan pengalaman melalui telepon. Dengan menelepon atau berkirim SMS secara teratur, bisa juga diceritakan tentang kegiatan harian. Di lain waktu, untuk variasi, juga bisa menggunakan aplikasi pertemuan virtual seperti Meet, Zoom, dan WhatsApp.

Ketiga, hubungan yang ada juga bisa dijaga melalui media lain. Tulislah surat atau kartu ucapan untuk orang yang dikenal. Walau cukup 'kuno' menulis surat masih menyimpan nuansa nostalgia yang mengasyikkan. Atau kirimlah foto atau video tentang kegiatan via aplikasi chat tanpa perlu upload di medsos.

Keempat, aturlah untuk membuat acara di luar ruangan. Ajaklah keluarga, teman atau orang yang dikenal untuk berolahraga, berkemah di luar ruangan, atau bahkan naik gunung.  Dengan cara yang unik dan asyik ini komunikasi bisa terjalin erat tanpa perlu menggunakan medsos.

Kelima, lakukan aktivitas lain tanpa medsos. Penuhi ajakan atau undangan mengikuti kegiatan arisan, kumpul keluarga, dsb. Di internet, tengok dan baca blog milik keluarga, teman atau kenalan. Obrolkan ketika bertemu soal tulisan atau aktivitas yang telah diikuti bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun