Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

ChatGPT, Bard, dan Blender, Memudahkan atau Memanjakan?

13 Februari 2023   21:55 Diperbarui: 15 Februari 2023   02:15 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dipungkiri, teknologi sudah menjadi candu. Tak heran users (pengguna) disematkan kepada netizen. Istilah yang sama dengan users (pengguna) pada ranah narkotika. Kecanduan teknologi terasa sangat subtil dibalik kemanfaatannya. Semakin mudah para pengguna menggunakan, semakin lena dan lengah pada diri sendiri.

Ada satu hal yang cukup mengkhawatirkan pada inovasi chatbot macam ChatGPT. Keresahan itu adalah saat AI dibalik chatbot memiliki kesadaran, seperti manusia. Memori dan akses mengingat masih menjadi 'kepintaran' chatbot saat ini. Karena manusia mudah lupa. Tapi tidak dengan jejak digital yang diingat chatbot.

Namun, bukan berarti kesadaran pada chatbot AI tidak bisa dibuat (baca: disimulasikan), bukan?

Salam

Wonogiri, 13 Februari 2023

09:55 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun