Siapa bilang sebuah seminar bisa membosankan. Nyatanya, gelaran seminar Cakap Literasi Digital di SMAN 1 Besikama begitu meriah. Siswa-siswa kelas 10 dan 11 riuh dan bersemangat menjawab pertanyaan seputar dunia digital.
Seminar yang diadakan Subdit Literasi Digital Kominfo kali ini diadakan di Besikama, Malaka Barat Nusa Tenggara Timur. Pertama kali mendengar kata Malaka, saya pun mengira kabupaten ini berada di Sumatera, seperti daerah Selat Malaka. Namun, kabupaten yang masih tergolong muda ini ada di sebelah selatan NTT dan termasuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Namun dalam hal konsumsi informasi digital kabupaten Malaka Barat cukup signifikan. Dengan penetrasi akses dan bandwidth yang memadai. Juga pemilik smartphone yang juga signifikan. Kabupaten Malaka Barat, di dearah kotanya, cukup baik. Walau di beberapa kecamatan di kabupaten ini belum mendapat akses internet dengan baik.
Pemaparan dari mas Rangga Adi Negara sebagai Kepala Seksi Perancangan Literasi Digital cukup komprehensif. Ia membahas banyak soal efek negatif dan pemahaman privasi di dunia digital. Dibarengi dengan quiz Kahoot, banyak siswa SMAN 1 Besikama antusias dan turut terlibat.
Sedang saya sendiri berfokus menjabarkan tentang hoaks dan perlunya cek fakta. Seperti sudah menjadi momok kita saat ini. Hoaks menjadi racun yang mengotori ekosistem informasi digital. Selain membahas bahaya hoaks. Saya pun mempraktekkan langsung cek fakta bersama para siswa.
Beberapa hal yang menarik saya coba simpulkan dari seminar Cakap Literasi Digital di SMAN 1 Besikama.Â
Walaupun begitu, mereka belum paham benar tentang efek negatifnya. Seperti cyberbully, scamming, sampai penyalahgunaan data pribadi. Para siswa merasa belum begitu paham akan hal-hal ini. Walau mereka tahu efek negatif ini terjadi di dunia nyata.
Kedua, para siswa merasa seminar Cakap Literasi Digital baru dan unik. Dengan menggabungkan teknologi seperti Kahoot untuk sisi edukasi dan fact-checking tools untuk media cek fakta. Seminar ini tidak sekadar mempresentasikan materi. Tapi siswa dan guru sebagai peserta terlibat langsung.
Dan mereka berharap, melalui guru, seminar macam ini bisa diadakan di lain waktu. Selain memberikan edukasi tentang dunia digital. Seminar Cakap Literasi Digital juga memberikan pengalaman hands-on pada sisi positif dunia digital, quiz dan fact-checking tools.