Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Setahun Menjadi Kompasianer of The Year, Begini Rasanya

19 November 2019   16:18 Diperbarui: 19 November 2019   16:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianival ke 11 akan dihelat sebentar lagi. Sebagai ajang kopi darat terbesar blogger dari seluruh Indonesia. Menjadi bagiannya sudah menjadi kebanggan tersendiri. Apalagi saat menjadi nominasi. Bahkan menjadi Kompasianer of The Year (KOTY).

Saya tidak pernah menyangka akan menjadi KOTY tahun 2018. Saya hanya menjadi salah nomine Best in Specific Interest. Saat itu saya bersaing dengan Kompasianer yang hebat-hebat. Saya senang sekali saat tahu nama saya menjadi nomine. Dan admin pun meminta saya untuk hadir.

Walau sudah menjadi Kompasianer sejak 2013. Namun, baru 2018 saya diminta hadir. Saya mengenali wajah-wajah Kompasianer di helatan akbar tersebut. Dan takjub karena benar Kompasianival sebagai ajang blogger terbesar. Event-nya berada di mall mewah. Dan Kompasianer datang dari penjuru Indonesia.

Saya agak kikuk memperkenalkan diri saya. Namun selama setengah hari ajang ini berjalan. Saya terhanyut dalam kemeriahannya. Apalagi saat pengumuman pemenang dari beragam kategori.

Kompasianer yang saya kenal bagus dan ciamik tulisannya menang. Saya pun ragu kalau saya sebagai nomine tidak menang. Dan benar saja. Saya tidak menang dalam kategori Best in Specific Interest.

Saya pun ingin segera beranjak dari gelaran Kompasianival. Saat tetiba nama saya disebut sebagai KOTY. Saya merasa senang dan terharu. Namun di waktu yang sama juga merasa bingung. Mengapa harus saya?

Dan perasaan ini yang sebenarnya masih menggelayut selama hampir satu tahun. Saya merasakan tulisan saya cukup membingungkan. Bahkan terkesan teknis dan menggurui. Namun ternyata Kompasiana plus Kompasianer memilih saya menjadi KOTY.

Di satu sisi, saya juga diapresiasi. Jika tulisan yang saya buat kurang cukup informatif. Ingin selalu memberikan tulisan yang bisa lebih bermanfaat Tentunya akan lebih konsisten menulis.

Piala Kompasianer of The Year 2018 - Foto: Dokumentasi Pribadi
Piala Kompasianer of The Year 2018 - Foto: Dokumentasi Pribadi
Jujur. Saya kurang aktif selama 1 tahun ini. Selain karena kesibukan. Juga ada alasan teknis Kompasiana. Mulai dari bejubelnya iklan sampai daya loading laman Kompasian yang cukup lama. Saya pribadi menjadi faktor urung menulis di Kompasiana.

Walau tidak bisa dipungkiri. Blog besar macam Kompasiana membutuhkan iklan untuk menjalankan operasionalnya. Namun, saya fikir ada UX dan UI Kompasiana yang membuat tidak nyaman. Mungkin ke depan penempatan iklan dan widget dibarengi pertimbangan kemudahan UX dan UI.

Dan saya yakin, para admin Kompasiana yang hebat terus memajukan Kompasiana. Menjadi wadah terbesar blogger di Indonesia. Dengan lebih dari satu dasawarsa eksis dan bereputasi baik. Kemunduran Kompasiana bukanlah pilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun