Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menggugat Konsep Rasisme dengan Buku "Bedil, Kuman, dan Baja"

21 Maret 2019   15:31 Diperbarui: 21 Maret 2019   17:27 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin Printing Press Gutenberg dari abad ke 14 - Ilustrasi: petertyre.wordpress.com

Usai saya membaca buku Bedil, Kuman dan Baja (BKB) karya Jared Diamond. Saya dapat melihat relevansi berkebalikan dengan aksi white supremacist ala Brenton Tarrant di Christchurch beberapa waktu yang lalu. Apa yang ingin disampaikan Jared Diamond dalam BKB adalah, rasisme sebagai konsep semu. Bahkan nisbi.

Rasisme menjadi isu yang kian pelik di banyak negara. Trump dianggap presiden US yang menginsiunasi rasisme. Presiden Bolsonaro pun menuai kontroversi dengan banyak pernyataan rasisnya di Brazil. Dan yang menyedihkan adalah senator Anning dari Australia malah menuduh imigran sebagai penyebab teror di Christchurch.

Konsep rasisme, bahkan fasisme, selalu didasarkan pada superioritas satu bangsa, etnis, dan warna kulit diatas bangsa lain. Dan dalam buku BKB, sang penulis pun mengusik kita dengan pertanyaan berdasar konsep tersebut.

Mengapa bangsa Eurasia lebih unggul dibanding bangsa Afrika, Mesoamerica atau Polynesia?

Dengan kosakata yang lebih populer. Mengapa yang kini kita lihat. Orang Kaukasus atau campurannya, yang berkulit putih, berbadan besar, dan rambut pirang. Kita rasa lebih pintar, hebat, bahkan adikuasa daripada orang dari negara lain?

Berkah Alam dan Desakan Bebas dari Rasa Lapar dan Penyakit
Buku BKB dimulai dengan prolog 'Pertanyaan Yali'. Yali adalah seorang yang berasal dari Papua Nugini. Ia mengajukan pertanyaan berikut yang mengusik benak Jared:

"Kenapa kalian orang kulit putih membuat begitu banyak barang berharga dan membawanya ke Papua, tapi kami orang kulit hitam memiliki begitu sedikti barang berharga sendiri?" (hal 5)

Secara implisit, pertanyaan Yali diatas menganggap ada superioritas orang kulit putih. Orang kulit putih dianggap lebih makmur secara fisik daripada kaumnya Yali, orang kulit hitam. 

Jared pada waktu itu tidak memiliki jawaban tepat pada pertanyaan Yali. Atau alih-alih secara naif mengiyakan superioritas kulit putih dalam pertanyaan Yali. 

Jared menganggap pertanyaan Yali sebagai sebuah penelusuran sejarah manusia dalam buku BKB. Dan bukan opini yang mensegregasi. Karena sejatinya, keunggulan satu bangsa atas bangsa lain bukan disebabkan faktor maupun biologis. 

Setidaknya ada 4 faktor penyanggah konsep rasisme menurut sejarah manusia  di buku BKB:

  1. Perbedaan sumbu poros benua dimana manusia menetap
  2. Domestikasi flora dan fauna yang tersedia
  3. Peralihan pola masyarakat pemburu-pengumpul nomaden ke agraris menetap
  4. Masyarakat yang lebih dahulu memiliki kompleksitas politik

Ke empat poin diatas dari yang saya tangkap dalam buku BKB terjadi berurutan. Karena perbedaan garis bujur dan lintang hidup manusia. Maka mendorong domestikasi flora dan fauna. Dengan faktor pendorong mencegah kelaparan suatu masyarakat.

Lalu secara bertahap mengubah masyarakat pemburu-pengumpul nomaden menjadi petani menetap. Secara tidak langsung, hal ini memicu semakin banyak orang menetap. Untuk kemudian membentuk sistem politik dan pemerintah yang kompleks dari waktu ke waktu.

Berkah Alam dan Kebermanfaatannya
Pertama, negara-negara Eurasia memiliki ekologi dan iklim yang lebih baik daripada benua lain. Karena Eurasia berada pada sumbu utama bumi barat ke timur atau garis lintang. Sehingga kebanyakan daerahnya beriklim sedang atau mediteran dan tropis yang baik untuk bercocok tanam. 

Berbeda bagi benua yang memiliki sumbu utama dari utara ke selatan atau di garis bujur. Benua yang termasuk membentang dari utara-selatan seperti Amerika dan Afrika memiliki halangan ekologis dan iklim yang lebih ekstrem dan berbeda-beda. 

Pengukuran jejak karbon leluhur tanaman pangan daerah Eurasia sudah ada sejak 8500 SM. Dengan kata lain, jejak leluhur tanaman pangan bisa dipastikan berasal dari daerah Eurasia. Terutama di daerah Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent).

Daerah Bulan Sabit Subur melingkupi sebagian kecil Irak, Suriah, Jordania, Israel dan Mesir. Dan tepat berada bagian timur laut Mediterania. Diperkirakan produksi pangan pada daerah ini telah dimulai 8500-7000 tahun SM. 

Sehingga,  persebaran tanaman pangan awal banyak terjadi di daerah Eurasia. Cina mulai menanam padi dan jewawut pada 7500 SM. Yunani  mulai menanam gandum emmer pada 6500 SM. Lalu di daerah Jerman gandum emmer sudah ada sejak 5000 SM.

Sedang benua yang berada di garis lintang tertinggal dalam hal bercocok tanam. Seperti daerah Amerika mulai bercocok tanam pada 3500-2500 SM. Afrika bagian barat beriklim tropis memulai bertanam ubi dan kelapa pada 3000 SM.

Figur 1. Sebaran Daerah Produsen Makanan Pangan Awal - Ilustrasi: Buku BKB
Figur 1. Sebaran Daerah Produsen Makanan Pangan Awal - Ilustrasi: Buku BKB
Walau Papua (termasuk Papua Nugini) dan Australia telah ditinggali manusia sejak 40.000 SM. Model bercocok tanam campuran antara pemburu-pengumpul dan bertani baru ada sekitar 7000 SM. Berbeda dengan suku Aborigin Australia yang masih menerapkan berburu nomaden diakibatkan daerah dan iklim yang kurang mendukung pertanian. 

Secara bersamaan, gambaran ringkas faktor pertama diatas sudah merangkum sebagian gambaran faktor kedua. Yaitu faktor domestikasi flora yang tersedia di satu daerah. Sedang gambaran domestikasi fauna atau hewan kurang lebih serupa dengan tanaman.

Domestikasi hewan untuk ternak pertama kali banyak dilakukan di beberapa dearah Eurasia. Setidaknya ada 14 spesies kuno mamalia domestik yang bisa dimanfaatkan untuk pangan, pertanian, bahkan moda transportasi.

Domba, kambing dan babi didomestikasi di Asia Barat Daya pada 8000 SM. Sapi mulai didomestikasi pada 6000 SM di India, Afrika Utara dan Asia Barat Daya. Kuda didomestikasi pada 4000 SM di daerah Ukraina. Unta didomestikasi di Asia Tengah dan Afrika pada 2500 SM.

Sedang fauna besar seperti gajah, kuda nil, badak dan kerbau air di Afrika sulit untuk didomestikasi. Sedang megafauna yang diperkirakan hidup melewati jaman es akhir atau Pleistosen (13.000-12.000 SM) di Australia punah diburu dan dikonsumsi suku Aborigin.

Keunggulan satu bangsa atas domestikasi hewan tidak terlepas dari faktor geografis atau lingkungan tinggal. Contohnya llama atau alpaca hanya ada berasal hanya dari Amerika Selatan. Dan kedua moyang hewan ini tidak hidup di Amerika Utara, Australia, dan Afrika Sub-Sahara.

Llama dan alpaca memiliki wol tebal dan sesuai daerah ketinggian di era Meso-Amerika. Sekaligus sebagai moda angkut di daerah berbukit atau gunung. Hampir tidak mungkin bila unta Baktria hidup dan melakukan hal yang serupa llama.

Menuju Imperium Berkuasa
Dalam jangka waktu ratusan tahun, pola hidup masyarakat Eurasia pun berubah. Walau menurut Jared, pola peralihan dari era pemburu-pengumpul ke agraris berlangsung bertahap. Karena pola agraris pada awalnya tidak ada yang bisa dicontoh. Pola ini bisa jadi berasal dari uji coba baik domestikasi makanan pangan dan hewan.

Masyarakat petani pertama ditemukan di Eropa tengah sebelum 5000 SM bernama budaya Linearbandkeramik. Masyarakat ini bertani pertama kali menggunakan tangan dan alat sederhana. Baru setelah 1000 tahun, digunakan lembu dan bajak. 

Masalah pun timbul setelah pola agraris digunakan. Kelebihan cadangan makanan mengharuskan masyarakat menjaganya. Maka dengan makanan yang berlimpah pun. Keluarga mulai beranak pinak dan akhirnya menetap.

Di sisi lain, hewan ternak yang terdomestifikasi pun kian berlimpah. Beberapa hewan seperti kuda pada akhirnya menjadi moda transportasi. Bahkan pada abad ke 15, kuda dijadikan moda perang pasukan Spanyol. 

Hanya dengan 186 serdadu, Francesco Pizzaro berhasil menaklukan raja Atahuallpa. Walau dikepung puluhan ribu Indian. Dengan bedil dan kuda Dan kemenangan ini pun akhirnya mampu Cajamarca di Peru. Kemenangan ini pun menjadikan kerajaan Inca takluk dalam koloni Spanyol.

Ilustrasi Penaklukan Francesco Pizzaro atas Peru (Attahualpa) - Ilustrasi: peruroutes.com
Ilustrasi Penaklukan Francesco Pizzaro atas Peru (Attahualpa) - Ilustrasi: peruroutes.com
Serangan Pizzaro ini adalah dampak dari pola agraris, kelebihan cadangan pangan, dan struktur institusi masyarakat. Semua ini terjadi ribuan tahun sebelum penaklukan Spanyol. Walau di beberapa tempat di bumi waktu itu, juga terdapat beberapa sistem politik.
  • Kawanan: lusinan orang, nomaden, kekeluargaan, egaliter, satu bahasa/etnis berkuasa,  dan tidak ada birokrasi
  • Suku: ratusan orang, tinggal di desa, klan berbasis keluarga, egaliter dengan orang berpengaruh, dan tidak ada birokrasi
  • Kedatuan: ribuan orang, tinggal di beberapa desa, berkelas sosial, tersentralisasi atau hereditas, dan birokrasi sederhana
  • Negara: ada 50 ribu orang atau lebih, hidup di desa dan kota, berkelas sosial, ada banyak bahasa, sentralisasi kepemimpinan, dan birokrasi berlapis

Organisasi masyarakat kesukuan sudah dianut beragam masyarakat kuno sejak 40.000 tahun lalu. Dan bagi banyak suku di wilayah Papua, Melanesia dan Amazonia. Pola ini berubah karena tunduk pada sistem negara modern dimana suku-suku tersebut tinggal.

Bukti-bukti arkeologis kedatuan awal ditemukan di daerah Bulan Sabit Merah sekitar 5500 SM. Sedang organisasi kedatuan muncul lambat, sekitar 1000 SM di daerah Mesoamerica dan Andes.

Sistem administrasi negara pertama diterapkan di Mesopotamia yang muncul sekitar 3700 SM. Sedang sekitar 2000 tahun lalu, sistem negara baru muncul di Andes, Cina, dan Asia Tenggara. 

Adopsi Teknologi Awal
Tida teknologi awal manusia yaitu roda, tulisan, dan perundagian (metalurgi) awal ditemukan di Eurasia. Dalam masyarakat kompleks seperti negara. Birokrasi dan niaga pun memerulkan sekaligus menghasilkan teknologi tersebut. Dan pada akhirnya penciptaan senjata dan bedil. 

Bangsa Sumer (kini daerah Bagdad) sudah menciptakan tulisan cunieform sebelum 3000 SM. Diikuti bentuk logogram seperti hieroglif dari Mesir (3000 SM), dan huruf Cina (1300 SM). Dan baru diciptakan tulisan di daerah Mesoamerican (kini Meksiko) pada 600 SM.

Dan sejak abad ke 4, banyak daerah Eropa mengadopsi tulisan Latin dari bangsa Romawi. Tulisan Latin ini dibawa oleh banyak misionaris seperti Ulfilas yang datang ke Bulgaria. Sedang tulisan Semitic sudah menyebar di Syria sampai bukit Sinai sejak abad ke 2 masehi.

Walau bangsa Austronesia sudah mulai sebelum 1600 SM. Papua dan Australia masih terisolasi dari dunia luar. Sehingga, bahasa dan budaya orang asli Papua atau Aborigin Australia tidak terkait dengan induk bahasa apapun di dunia. 

Roda pertama kali diperkirakan diciptakan di daerah Laut Hitam pada 3000 SM. Roda-roda awal ini diaplikasikan pada gerobak dengan lembu sebagai penariknya. Sedang roda tidak dipergunakan sebagai pelengkap transportasi di Mesoamerica. Namun hanya menjadi mainan semata.

Dampak penggunaan roda sangat signifikan. Terutama dalam bidang ekonomi dan transportasi bahan pangan. Roda menyebar dengan cepat ke daerah Barat dan Timur Erasia dalam beberapa abad. 

Loncatan teknologi sederhana roda dikembangkan ke banyak penemuan. Contohnya inovasi roda penggerak kincir air, kincir angin, sampai penemuan kompas. Teknologi inipun didukung sistem politik pemerintahan yang mencapai tahap negara atau imperium.

Perunggu dan tembaga sudah dikenal menjadi olahan perundagian di Cina dan Eurasia. Namun, baru sekitar pada 2000 tahun lalu, perudagian besi dikembangkan. Dan pada abad ke 14, besi menjadi bahan utama plat pada mesin cetak Gutenberg dari Jerman.

Sejak mesiu ditemukan secara tidak sengaja oleh orang Cina. Dan penemu Islam mampu meracik ragam lebih dari 7 jenis mesiu di tahun 1100. Dan dikembangkan menjadi lebih dari 70 campuran di tahun 1280 M. Bedil Eropa atau harquebuses mulai digunakan untuk mengganti pedang di abad ke 17.

Teknologi roda, tulisan, dan perundagian tidak bisa diadopsi banyak bangsa karena banyak hal. Seperti ketertinggalan pemahaman teknologi agraris, seperti di Papua dan Australia. Walau kaya akan hasil mineral besi. Papua dan Australia belum unggul mulai dari peralihan populasi kesukuan ke bentuk negara.

Suku Maori di Selandia Baru mau menerima bedil bangsa Eropa di tahun 1800-an. Sehingga mereka akhirnya mampu mengalahkan suku-suku lain. Walau jumlah suku Moriori waktu itu 2 kali suku Maori yang bersenjata bedil. Suku Moriori tetap takluk oleh serangan 400 orang suku Maori.

Maka jawaban mengapa masyarakat Eurasia (kulit putih) bisa lebih maju dari kebanyakan benua atau daerah lain dapat dijawab. Bukan karena warna kulit dan besar badan yang membuat kulit putih unggul. Tapi lebih kepada keuntungan ekologis dan upaya terinstutionalisasi sejak ribuan tahun lalu.

Mesin Printing Press Gutenberg dari abad ke 14 - Ilustrasi: petertyre.wordpress.com
Mesin Printing Press Gutenberg dari abad ke 14 - Ilustrasi: petertyre.wordpress.com
Analogi Biner
Ada yang menarik dari bab 5 bertema'Kaum Berpunya dan Kaum Tidak Berpunya Sepanjang Sejarah'. Jared mengungkap bahwasanya sampai jaman modern sekalipun. Banyak daerah yang mendukung produksi tanaman pangan. Namun mengapa tidak berkembang.

Sedang daerah asal mula produksi pangan sejak ribuan tahun lalu, kini kering kerontang. Daerah seperti Irak, Iran, Meksiko, pegunungan Andes, beberapa bagian di Cina, serta daerah Sahel di Afrika. (Figur 1 diatas)

Padahal penduduk di daerah yang lebih dahulu memproduksi pangan, lebih dahulu berkembang. Dengan kata lain, dari penguraian di atas. Maka tak pelak, penduduk di banyak daerah Eurasia mampu menguasai teknologi karena lebih dahulu menguasai skill produksi pangan.

Tak heran kini banyak daerah di Eurasia memiliki lebih banyak kekayaan, teknologi, dan persenjataan militer. Era agraris yang juga mendorong era eksoplorasi berbasis merkantilisme mulai abad ke 14. Secara tidak langsung juga mendorong keunggulan bangsa Eurasia.

Hal ini bukanlah sesuatu yang bisa dibantah. Apa saja yang di dunia modern terjadi di Eropa atau Asia. Kini berpengaruh secara global.

Demikian halnya dengan analogi modern model anak yang dibesarkan di keluarga mampu dan kurang mampu. Seorang anak yang besar dengan pendidikan, kesehatan, dan finansial terjamin. Akan mungkin tumbuh menjadi suksesor kesuksesan keluarganya.

Namun bagi anak dari keluarga kurang mampu. Dengan kondisi finansial yang pas-pasan. Serta jaminan pendidikan dan kesehatan yang kurang layak. Akan cukup sulit mencapai citta-cita atau kesuksesan di masa depan. Walau bukan tidak mungkin.

Begitupun analogi dengan keunggulan beberapa bangsa di dunia. Jika beberapa bangsa dunia sejak dahulu beruntung secara ekologis, berlimpah dalam flora dan fauna, dan memiliki tatanan sosial-politik yang baik. 

Maka mereka kini menjadi bangsa yang dianggap berbeda dan unggul. Bukanlah lagi sebuah alasan untuk menindas dan melecehkan bangsa lain secara ras atau etnis. Karena sesungguhnya semua manusia sama secara genetis.

Rasisme hanya Reka-reka
Dikutip dari techreview.com, dari hasil riset Data & Society. Bahkan orang-orang kulit putih memiliki gen dari bangsa kulit hitam. Dari hasil tes DNA pendukung white supremacist dari situs Stormfront didapat hasil cukup mencengangkan.

DNA-nya didapat hasil 86% gen berasal dari Eropa. Sedang 14% didapat dari nenek moyang yang didapat dari daerah Sub-Sahara, Afrika.

Hal di atas menarik. Karena bisa menggambarkan apa yang Yuval Noah Harari tulis di Sapiens. Bahwa nenek moyang awal manusia yang hidup 7 juta tahun lalu berasal dari Afrika. Kita (Homo sapiens) hanya spesies yang beruntung secara evolusioner dari kerabat seperti Homo Neanderthal, Homo erectus, dan Homo habilis.

Jadi pada akhirnya, konsep rasisme hanya alasan untuk merendahkan dan mengalahkan bangsa lain. Akan selalu ada agenda dari konsep rasisme. Mulai dari dominasi atas kekayaan dan daerah. Atau secara kasuistik pelaku rasisme dididik dengan kebencian dan dendam.

Bacalah dengan buku BKB dan saya fikir akan membuka fikiran kita. Tidak ada yang menjadi pembenaran konsep dan tindakan berbasis rasisme.

Referensi:

  • Bedil, Kuman, dan Baja - Jared Diamond (2015). KPG
  • Technology review.com
  • Sapiens (Sejarah Singkat Manusia) - Yuval Noah Harari. KPG

Salam,
Solo, 21 Maret 2019 | 03:30 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun