Tagar kini menjadi propaganda yang efektif, masif, dan terstruktur di sosial media. Dan jelang debat Capres ke dua nanti malam. Sudah muncul saja tagar yang saya anggap out of ordinary atau cenderung gila.
Kubu 01 mengisi linimasa dengan tagar #DebatPintarJokowi. Sedangkan kubu 02 lebih to the point, yaitu #PrabowoMenangDebat.
Benar, kedua tagar hanya menyebut satu nama, yaitu kedua Capres 2019. Namun konteks di sekitar nama Capres dan dinamika diantara pendukung 01 atau 02 ini yang cukup anomali.
Menyajikan data berbeda dengan mempresentasikan atau bahkan mendebatkan data. Data yang riuh mengiring tagar #DebatPintarJokowi banyak berisi infografis capaian dan testimoni pembangunan. Template infografis cenderung serupa walau diposting beragam akun.
Kepintaran dalam debat nanti bisa ditera atau dipersepsi mempresentasikan. Dilanjutkan mempertahankan validitas dan reabilitas data. Dan terakhir menyimpulkan dengan cerdas hasil data dan diskusinya.
Sedang yang ingin dikesankan pada tagar #DebatPintarJokowi adalah pintar sebelum diuji. Dengan kata lain, menang sebelum bertanding. Walau pada kenyataannya nanti mungkin bisa terjadi. Namun nuansa optimisme yang dibangun dalam kontestasi cenderung deterministik bukan apatis.
Pada tagar kubu 02 lebih frontal. Tagar #PrabowoMenangDebat sudah mengesankan superioritas. Sosok Prabowo di debat ke dua nanti dianggap bukan lagi tandingan bagi kubu petahana. Bahkan sebelum debat berlangsung.Â
Pendukung militan kubu 02 banyak mengisi linimasa dengan optimisme ini. Namun bukan dengan proyeksi data atau nukilan khusus tentang tema debat ke dua untuk Capres. Kalau netizen sering bilang, yang penting nge-gas dulu bos.
Tagar yang diusung kubu 02 pun seolah hendak mengecilkan simpatisan kubu 01. Meme yang beredar pun bukan sekadar meme penyemangat. Tapi ada banyak juga yang sarkas bahkan cenderung absurd realitasnya. Dan tidak ada satu 'template' khusus yang diposting banyak akun dari kubu 02.
Dari kedua tagar jelang Debat Capres ke dua ini bisa kita sedikit simpulkan. Kedua tagar mengusung optimisme akan kemenangan Capres masing-masing. Jika kubu 01 membekali diri dengan data. Maka kubu 02 cukup dengan meyakini kepercayaan diri pada sosok Prabowo.
Kedua tagar ini pun menjadi provokasi masing-masing kubu kepada kubu lawan. Optimisme berlebih yang diusung kubu 02 tentu dianggap 'gila' oleh kubu 1. Namun bagi kubu 02, tagar 01 akan menjadi olok-olok jika pada saat debat ada slip of tongue dan typo pada data yang dipresentasikan.