Apple sudah merilis versi 'jumbo' iPhone dengan label XS Max. Layar OLED 6,5 inchi-nya lebih besar dari layar serupa pada Sony Xperia XZ3 (6 inchi). Dan XS Max hanya berbeda 1 inchi saja dengan layar super AMOLED Galaxy Note 9.
Tapi soal kecepatan RAM, Oppo konon akan menyemat 10GB di varian Find X. Bahkan lebih banyak RAM daripada Razer Phone atau Asus ROG. Dua ikon gaming phone yang cukup terkenal.
Dan soal kamera, LG V40 ThinQ sudah dibekali 5 kamera ber-megapixel besar. Ada 3 kamera belakang 12 MP, 12 MP dan 16 MP.Â
Plus kamera dual selfie, yaitu 8MP dan 5MP. Tapi kabarnya, kamera varian LG ini akan dilibas oleh 5 kamera Carl-Zeiss dari smartphone varian Nokia terbaru nanti.
Melihat trend smartphone high-end yang cukup menakjubkan ini. Kita pun dapat melihat dan memahami trend yang sedang terjadi.
Pertama, smartphone makin tersegmentasi konsumennya . Jika pada awal kejayaannya Apple dan Samsung membuat smartphone dengan fungsi dan fitur holistik. Kini mereka mulai dilibas vendor smartphone lain baik pada fungsi dan fitur.
Ada smartphone yang memang berfokus kamera seperti Oppo, Nokia atau LG. Bahkan produsen kamera Hollywood, Red Camera, pun merilis smartphone mereka sendiri. Smartphone berjuluk Red Hydrogen 1 ini memiliki fungsi holographic projection pada kamera dan display-nya.
Smartphone gaming pun kini disasar Asus, Razer dan Nubia. Sehingga kecepatan processor/RAM smartphone vendor besar tidak berarti banyak. Karena sudah ada gaming phone dari produsen game itu sendiri.
Bagi penikmat fotografi, vlogging atau bahkan film bisa saja membeli Red Hydrogen One. Selain kualitas foto, video, dan display bisa dianggap memuaskan. Sisi prestise sebagai pemilik smartphone canggih dan rare pun tersemat.
Sedang bagi konsumen mid-range dan low-end smartphone cukup menikmati 'kesan' flagship. Mid-range phone seperti Galaxy A7 atau Redmi 6 Pro akan merasakan sedikit fitur smartphone flagship.Â
Sedang pada low-end/entry level, smartphone ini biasanya cuma sekadar bisa buat menelepon/email/sosmed.